Fundamental dan Teknikal INDY : Beleid DMO Batu Bara Dicabut, Saham Ini Meroket

Bareksa • 31 Jul 2018

an image
Sejumlah kapal yang membawa batu bara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar 477 juta ton akan melampaui target produksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Saham INDY pada perdagangan Senin, 30 Juli 2018, ditutup melonjak 8,78 persen

Bareksa.com - Harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada perdagangan Senin, 30 Juli 2018, ditutup melonjak 8,78 persen dengan berakhir di level Rp3.840 per saham. Saham INDY bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dan menjadi saham peringkat ketujuh dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi senilai Rp191,1 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham INDY pada perdagangan kemarin antara lain Deutsche Sekuritas (DB) dengan nilai pembelian Rp30,24 miliar, kemudian Citigroup Sekuritas (CG) Rp21,13 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp16,12 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi INDY secara keseluruhan yaitu 15,82 persen, 11,06 persen, dan 8,44 persen.

Tunggu Aturan DMO Terbaru

Sejumlah emiten menunggu peraturan baru mengenai wajib pasok batu bara domestik atau DMO yang menghapus batas atas harga US$70 per ton.

Sebelumnya, emiten batu bara wajib mengalokasikan 25 persen dari hasil produksi untuk dijual ke PLN seharga US$70 per ton. Penetapan harga ini menggerus pendapatan produsen batu bara. Sebab, saat beleid ini terbit, harga batu bara dunia sudah melampaui US$100 per ton. Wajarnya, aturan ini akan menguntungkan emiten batu bara.

Cuma, emiten batu bara masih belum yakin pencabutan beleid ini akan berdampak positif. Sebab, rencananya, emiten batu bara harus menyetor dana US$ 2-3 per ton sebagai cadangan energi, sebagai ganti beleid DMO.

"Harus dilihat, apakah besaran pungutan akan ditentukan berdasarkan tinggi rendahnya kalori batu bara,” ujar Azis Armand, Direktur Keuangan PT Indika Energy Tbk, pada Ahad (29/7) seperti dilansir Kontan.

Direktur PT Indika Energy Tbk. (INDY) Azis Armand menyampaikan, untuk menerapkan strategi baru, manajemen masih menantikan peraturan DMO yang baru secara detail.

Sepanjang semester I 2018, perusahaan memenuhi pasokan batu bara domestik sesuai kontrak yang berlaku. Sekedar informasi, INDY menjual 25 persen hasil produksi ke PLN.

"Dampaknya terhadap INDY baru bisa diketahui setelah keluar peraturan yang lebih detail. Saat ini kami komitmen memenuhi kuota kontrak yang ada," ujarnya.

Pada tahun ini, INDY berencana memacu produksi anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung sebesar 32 juta ton. Per April 2018, Kideco sudah mengantongi kontrak penjualan dengan produsen listrik untuk memasok 8,8 juta ton batu bara.

Analisis Teknikal Saham INDY


Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham INDY pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup lima tick di bawah level tertingginya.

Gap up yang terbentuk menandakan INDY telah menguat dan menjadi rebutan pelaku pasar sejak awal pembukaan perdagangan. Volume juga menunjukkan lonjakan yang disertai net buy asing senilai Rp39,67 miliar menandakan adanya akumulasi beli yang besar pada saham ini.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan potensi target terdekat di resisten pada level Rp4.130.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.