Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi telah merombak formasi saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 pada bulan Agustus mendatang. Keputusan tersebut tertuang pada pengumuman bursa No:Peng-0069/BEI.OPP/07-2018 yang dirilis pada Rabu 25 Juli 2018.
Nantinya, sebanyak lima saham akan dikeluarkan dari indeks yang kerap kali dijadikan tolok ukur tersebut (selain IHSG) dan digantikan oleh lima saham pendatang baru.
Daftar Saham yang Diperdagangkan Melalui pra-Pembukaan
(Periode Agustus 2018 - Januari 2019)
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Saham - saham yang keluar dari daftar indeks LQ45 yaitu:
1. PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
2. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
3. PT Hanson International Tbk (MYRX)
4. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON),
5. PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).
Sementara itu, saham - sahan baru penghuni indeks LQ45 yaitu:
1. PT Sentul City Tbk (BKSL)
2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
3. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
4. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
5. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Kompak Menguat
Seolah mendapat angin segar, saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 hampir seluruhnya mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan Rabu, 25 Juli 2018. Pelaku pasar tampaknya mengapresiasi saham-saham baru yang akan diperdagangkan pada sesi pra-pembukaan tersebut.
Pada perdagangan kemarin, saham BKSL terpantau meroket 9,67 persen, disusul ELSA melonjak 7,73 persen, kemudian INKP menguat 4,18 persen, dan ITMG naik 4,15 persen. Sementara itu, hanya saham MEDC yang terlihat tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin.
Saham Mana yang Menarik?
Dari kelima saham penghuni baru indeks LQ45, saham mana yang menarik dan bisa dicermati oleh pelaku pasar?
Menurut analisis Bareksa, saham-saham yang bisa dicermati oleh investor adalah saham-saham yang memiliki valuasi harga yang masih tergolong murah dengan prospek cerah sehingga menyimpan potensi kenaikan yang lebih tinggi.
Untuk menilai mahal atau murahnya harga saham, kita dapat menggunkan metode valuasi yang sederhana yaitu price to earning ratio (PER).
PER merupakan sebuah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba per saham perusahaan. Semakin tinggi PER, maka semakin mahal harga sebuah saham. Begitupun sebaliknya, semakin rendah PER menggambarkan harga sebuah saham yang semakin murah.
Berdasarkan harga penutupan perdagangan kemarin, berikut PER lima saham penghuni baru indeks LQ45 dibandingkan dengan rata - rata sektornya.
Sumber: Reuters, diolah Bareksa
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kelima saham tersebut masih memiliki PER di bawah PER rata-rata sektornya, hal tersebut menandakan bahwa harga sahamnya terbilang masih cukup murah.
Adapun jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata harga saham ITMG yang paling murah yakni dengan PER terkecil dibandingkan dengan keempat saham lainnya.
Dengan outlook sektor pertambangan batu bara yang masih positif, bukan hal yang tidak mungkin bahwa saham ITMG masih memiliki upside potential yang lebih tinggi.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.