Reksadana Saham Jadi Rekomendasi, Bagaimana Tips Investasi di Sisa Tahun Ini?
Wealth Management Commonwealth Bank melihat reksadana saham sebagai pilihan investasi untuk jangka menengah – panjang
Wealth Management Commonwealth Bank melihat reksadana saham sebagai pilihan investasi untuk jangka menengah – panjang
Bareksa.com – Bagi Anda masyarakat yang masih bertanya-tanya bagaimana tren investasi pada sisa tahun ini, sebaiknya simak penjelasan Executive Vice President Wealth Management Commonwealth Bank Ivan Jaya. Kepada Bareksa, Ivan memberi arahan bagaimana Anda menempatkan dana pada instrumen investasi di semester dua ini.
Penjelasan Ivan mengacu pada bagaimana investasi yang tentunya tidak lepas dari pengaruh global, terutama isu perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan China. Menurut Ivan, isu perang dagang meningkatkan volatilitas di pasar, tetapi sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap negara dengan pertumbuhan ekonomi berfokus pada komsumsi domestik seperti Indonesia.
Ivan menyampaikan, menguatnya dolar AS tentunya tidak sejalan dengan rencana Donald Trump untuk mengurangi trade deficit US$ 500 miliar. “Ditambah dengan komentar Trump terhadap rencana Fed yang sesuai rencana menaikkan suku bunga akan membuat Fed agak dovish, sehingga akan positif terhadap negara emerging market, termasuk Indonesia. Dengan pengaruh positif ini kami harapkan Rupiah akan stabil sehingga diharapkan terdapat aliran investor luar negeri ke pasar saham kita,” ujar Ivan kepada Bareksa, Selasa, 24 Juli 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Dengan sentimen itu, Ivan menyampaikan, Commonwealth Bank positif terhadap pasar saham untuk jangka menengah dan panjang, dengan earning release kuartal II-2018 yang membaik positif ditambah dengan beberapa event seperti Asian Games di Agustus dan pertemuan IMF-World Bank di Oktober akan membuat konsumsi domestik akan tumbuh.
“Lalu netral untuk kelas aset obligasi dengan adanya potensi kenaikan suku bunga,” imbuh Ivan.
Ivan pun memberikan beberapa tips yang bisa diperhatikan dalam kondisi pasar seperti ini:
1. Tetap berpandangan optimis. Tren penurunan dan volatilitas di pasar keuangan adalah normal dan merupakan bagian dari investasi, dan biasanya berlangsung singkat. Apalagi volatilitas yang terjadi akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan antara AS dengan China, sedangkan kondisi fundamental Indonesia masih cukup baik. Laporan keuangan emiten kuartal II-2018 diprediksi masih cukup baik, sebagai contoh emiten perbankan yang baru merilis laporan yang kinerjanya di atas estimasi pasar. Neraca perdagangan Indonesia bulan Juni mencatatkan surplus. Kebijakan Bank Indonesia juga responsif untuk menjaga rupiah.
2. Saatnya mereview kembali portofolio. Karena jika Anda gelisah ketika menghadapi pasar yang menurun, Anda mungkin tidak berinvestasi dengan tepat. Jangka waktu, tujuan, dan toleransi terhadap risiko merupakan faktor utama dalam membantu memastikan bahwa Anda memiliki portfolio investasi yang sesuai untuk Anda.
3. Investasi secara teratur, meskipun terjadi volatilitas. Jika Anda berinvestasi secara teratur, gejolak jangka pendek tidak akan banyak berdampak pada kinerja akhir Anda. Dengan disiplin dalam berinvestasi bulanan, atau tiga bulanan, Anda dapat meminimalkan risiko pasar.
4. Manfaatkan peluang. Jika pergerakan pasar keuangan telah mengubah komposisi kelas aset portofolio Anda, momentum ini dapat digunakan untuk menyeimbangkan kembali (rebalancing) portfolio sesuai rencana awal Anda. Ini bisa memberikan pendekatan yang membantu Anda memanfaatkan membeli dengan harga yang lebih rendah.
“Daripada berfokus pada volatilitas yang saat ini terjadi, alangkah lebih bijaksana untuk fokus untuk mengembangkan dan memelihara rencana investasi yang sehat. Rencana investasi yang baik akan membantu Anda keluar dari volatilitas pasar dan Anda mencapai tujuan keuangan Anda,” ungkap Ivan.
Pilihan Investasi
Dari beberapa instrumen investasi yang ada, Ivan lebih menyarankan Anda untuk masuk reksadana saham sebagai pilihan investasi untuk jangka menengah – panjang. “Hal ini ditunjang aktivitas-aktivitas domestik seperti Asian Games (Agustus) dan IMF-worldbank (Oktober) akan membuat konsumsi domestik akan meningkat,” kata Ivan.
Sementara itu, Commonwealth memberi posisi netral terhadap obligasi, karena masih ada risiko dari potensi kenaikan suku bunga di Amerika.
Di sisi lain, bagi Anda yang masih memilih deposito sebagai pilihan investasi, menurut Ivan instrumen ini merupakan instrumen cash dan selalu menyarankan alokasi portfolio sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial nasabah.
(hm)
* * *
Ingin berinvestasi reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.