Berita Hari Ini: Malaysia & UEA Minati Tol WSKT, OJK Siapkan Beleid Crowdfunding
Penjualan SMBR tumbuh 28 persen, RALS target penjualan Rp600 miliar, MLBI perbesar produk non alkohol
Penjualan SMBR tumbuh 28 persen, RALS target penjualan Rp600 miliar, MLBI perbesar produk non alkohol
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isi ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 9 Juli 2018 :
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Investor asal Malaysia dan Uni Emirat Arab dikabarkan tertarik untuk membeli saham sejumlah ruas tol yang dimiliki WSKT secara mayoritas.
Promo Terbaru di Bareksa
Mengutip Bisnis Indonesia, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Ahmad Bambang, menyebut telah mempertemukan investor asal Malaysia dengan Waskita Karya.
Rencananya, para pemilik modal dari Negeri Jiran berminat melakukan investasi di ruas tol milik perusahaan konstruksi pelat merah itu.
“Sekarang ada tawaran dari Malaysia, mereka tertarik untuk membeli saham di usaha jalan tol,” ujarnya.
Regulasi Equity Crowdfunding
Otoritas Jasa Keuaangan (OJK) tengah menyiapkan aturan terkait pengumpulan dana masyarakat melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi (equity crowdfunding). OJK memberi nama pengumpulan dana masyarakat ini sebagai layanan urun dana.
Saat ini, OJK tengah meminta tanggapan kepada pelaku industri jasa keuangan dan masyarakat terkait aturan ini. "Targetnya aturan selesai segera," kata Sekar Putih Djarot, Jurubicara OJK seperti dikutip Kontan.
Layanan urun dana ini berbeda dengan initial public offering di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skala penawaran saham program ini lebih kecil.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
SMBR mencatatkan pertumbuhan penjualan 28 persen sepanjang semester I 2018 ditopang oleh penjualan wilayah Sumatra Selatan.
Mengutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama Semen Baturaja, Rahmad Pribadi, mengatakan perseroan berhasil membukukan volume penjualan 861.000 metrik ton pada semester I 2018.
Pencapaian itu naik 28 persen dari periode yang sama tahun lalu 675.000 metrik ton. Rahmad menjelaskan pertumbuhan terbesar terjadi di wilayah Jambi 79 persen. Selanjutnya, kenaikan penjualan disusul oleh wilayah Lampung 39 persen secara tahunan.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Emiten dengan kode saham RALS mengincar penjualan Rp600 miliar pada masa persiapan tahun ajaran baru sekolah sepanjang Juli 2018.
Mengutip Bisnis Indonesia, Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa, Setyadi Surya, mengungkapkan masa Lebaran dan libur anak sekolah menjadi musim panen bagi emiten peritel.
Untuk menyambut momentum itu, perseroan juga memberikan diskon-diskon untuk meningkatkan penjualan pada libur sekolah sekaligus tahun ajaran baru. “Target kami enggak muluk-muluk, sekitar Rp600 miliar pada Juli 2018,” ungkapnya.
PT Multi Bintang Indoensia Tbk (MLBI)
Mayoritas penjualan MLBI memang masih bertumpu pada produk minuman beralkohol berupa bir. Namun, perlahan manajemen Multi Bintang ingin porsi penjualan produk non bir menguat.
Itu adalah upaya mereka untuk mengail potensi pertumbuhan bisnis yang lebih besar. Bukan cerita baru jika lapak Multi Bintang dan produsen minuman beralkohol lain menyempit.
Mau tak mau pilihan memacu penjualan di pasar umum jatuh kepada produk minuman yang tak mengandung alkohol. Di produk non alkohol, Multi Bintang mengusung Green Sands dan Fayrouz. Untuk produk di bawah merek Bintang, sejatinya mereka juga punya produk dengan kandungan alkohol 0,0 persen yakni Bintang Zero 0,0 persen dan Bintang Maxx 0,0 persen.
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) telah menyelesaikan proses pembelian lahan seluas 10 hektar yang berlokasi di Tanjung Morawa, Sumatra Utara.
Menurut Presiden Direktur Perseroan, Ridwan, pembelian lahan ini akan digunakan untuk pengembangan usaha dari produsen utama cetakan sarung tangan di dunia. "Kami akan mengembangkan bisnis produk sanitary yang saat ini permintaannya sangat menjanjikan," kata Ridwan.
Berdasarkan hasil kajian internal, sektor properti sebagai pengguna produk sanitary masih mengalami tekanan. Namun kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat, dengan bukti produksi perseroan selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan hal tersebut, ditambah belum tersedianya pabrik produk sanitary di kawasan Sumatera, akan menjadi peluang pasar yang besar.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.