Saham EXCL Meroket 16,7 Persen, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

Bareksa • 04 Jun 2018

an image
Direktur Komersial XL Axiata Allan Banke (kiri), Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D. Yosetya (kanan), Komisaris BRTI Agung Harsoyo (kedua kanan), serta Akademisi dan Praktisi Teknologi Richardus Eko Indrajit (kedua kiri) Seusai konferensi pers tentang kesiapan jaringan data XL Axiata 2018 di Jakarta, Selasa (13/2).ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Saham ini sangat ramai dengan jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 552 ribu lot senilai Rp131,8 miliar.

Bareksa.com - Harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) pada perdagangan hari ini, 4 Juni 2018 meroket, seiring dengan ramainya perdagangan saham emiten telekomunikasi tersebut di Bursa Efek Indonesia. Meskipun demikian, lonjakan harga saham ini masih belum menunjukkan kinerja keuangan terakhir.

Hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, harga saham EXCL naik 16,7 persen ke level Rp2.450 dari sebelumnya Rp2.100.

Gambar: Pergerakan Harga Saham EXCL Intraday

Sumber: Bareksa.com

Perdagangan saham ini sangat ramai dengan jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 552.000 lot senilai Rp131,8 miliar dan menjadi jawara saham paling aktif di Bursa pada hari ini.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak melakukan pembelian terhadap saham EXCL antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp24,9 miliar, kemudian CLSA Indonesia (KZ) Rp8,2 miliar, dan Credit Suisse (CS) Rp6,5 miliar.

Meskipun demikian, bila dilihat sejak awal tahun (year to date/ytd) hingga penutupan akhir pekan lalu 31 Mei 2018, saham EXCL sudah anjlok 29 persen menjadi Rp2.100 dari Rp2.950 per akhir tahun lalu. Peningkatan hingga sesi pertama tahun ini pun belum mampu menutup penurunan secara year to date tersebut.

Gambar: Pergerakan Harga Saham EXCL Year to Date (YTD)

Sumber: Bareksa.com

Secara fundamental, emiten operator telekomunikasi ini memperoleh capaian yang kurang memuaskan pada kuartal pertama 2018. XL Axiata membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,4 miliar. Capaian tersebut merosot 66,8 persen dibandingkan laba bersih perseroan pada periode sama tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar Rp46,5 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan kode saham EXCL tersebut membukukan pendapatan kuartal pertama 2018 sebesar Rp5,5 triliun, meningkat tipis 4,5 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2017.

Adapun sepanjang periode Januari hingga Maret 2018, perseroan dapat menekan sejumlah beban seperti biaya infrastruktur, biaya beban langsung, dan beban umum dan administrasi. Beban perseroan yang naik tajam yaitu beban penyusutan yang meningkat 11 persen menjadi Rp1,81 triliun.

Selain itu, beban penjualan dan pemasaran perseroan pun meroket tajam sebesar 109,5 persen. Perseroan membukukan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp71,1 miliar, turun tipis 2 persen (yoy).

Pada tahun lalu, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 0,7 persen menjadi Rp375,24 miliar. Pada periode tersebut, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 7,2 persen menjadi Rp22,87 triliun.

Adapun, pada tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp7 triliun yang sebesar 60 persennya akan digunakan untuk memperkuat layanan ke luar Pulau Jawa.

Perusahaan akan melanjutkan perluasan jaringan ke wilayah-wilayah yang permintaannya tinggi seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan perluasan jaringan, masyarakat luar Jawa diharapkan dapat memiliki lebih banyak opsi penggunaan operator telekomunikasi.

Saat ini, XL Axiata memiliki total lebih dari 101.000 base transceiver station (BTS) yang 17.000 di antaranya berada di luar Jawa. Sepanjang 2018, XL menargetkan dapat membangun BTS di luar Jawa lebih dari 17.000 unit. (hm)

DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.