Bareksa.com - Harga saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) pada perdagangan Rabu, 23 Mei 2018 ditutup melonjak 4,54 persen di level Rp2.280 per saham. BRPT ditransaksikan sebanyak 3.853 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp103,79 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham BRPT yaitu CIMB Sekuritas (YU) dengan nilai pembelian Rp15,89 miliar, kemudian Trimegah Sekuritas (LG) Rp4,78 miliar, dan Erdhika Elit Sekuritas (AO) Rp4,13 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan saham BRPT yaitu sebesar 15,31 persen, 4,61 persen, dan 3,98 persen.
Analisis Fundamental BRPT
Secara kinerja fundamental, emiten yang bergerak dalam sektor sumber daya alam yang terdiversifikasi dan terintegrasi ini mencatatkan kinerja yang cenderung flat pada tahun 2017. Hal tersebut tercermin dari kenaikan tipis laba bersihnya yang hanya sebesar 0,03 persen dari sebelumnya US$279,80 juta pada 2016 menjadi US$279,89 juta pada 2017.
Padahal, total pendapatan bersih tumbuh 25,1 persen menjadi US$2,45 miliar pada tahun 2017, dibanding tahun 2016 sebesar US$1,96 miliar.
Kenaikan pendapatan disumbang dari bisnis petrokimia yang berkontribusi sebesar US$2,42 miliar (98,6 persen) dari total pendapatan seacara keseluruhan. Bisnis tersebut tercatat mengalami pertumbuhan 25,3 persen dibandingkan pendapatan yang sama tahun 2016.
Peningkatan kinerja Barito Pacific tahun lalu didukung oleh pertumbuhan kinerja dari sejumlah anak usaha, terutama PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA). Selain itu, peningkatan pendapatan juga dipengaruhi oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sisi pengeluaran atau beban.
Tren kinerja positif Grup Barito Pacific diperkirakan masih akan terus berlangsung pada tahun ini hingga beberapa tahun ke depan. Hal tersebut seiring dengan ekspansi bisnis dan kinerja Chandra Asri, yang ditargetkan dapat meningkatkan produksi olefin mencapai 4,1 juta ton pada 2020, serta pembangunan kompleks petrokimia kedua yang akan memproduksi 1 juta ton ethylene dan akan beroperasi pada 2023.
Selain itu, emiten yang dikendalikan oleh taipan Prajogo Pangestu ini masih memiliki rencana ekspansi strategis dengan melakukan diversifikasi usaha melalui akuisisi Star Energy Group (pembangkit listrik panas bumi) yang ditargetkan selesai pada Juni 2018.
Guna memuluskan rencana tersebut, perseroan berencana menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 5.600.000.000 saham, dengan target perolehan dana mencapai US$ 1 miliar yang telah mendapatkan persetujuan pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang telah digelar pada 11 April 2018 lalu.
Analisis Teknikal BRPT
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle BRPT pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan upper shadow yang cukup panjang menggambarkan saham ini bergerak positif meskipun terlihat sedikit ada aksi profit taking sehingga menahan kenaikannya.
Pola morning star yang terbentuk mengindikasikan kenaikan yang cukup kuat pada saham BRPT karena mampu melewati level tertinggi dua hari sebelumnya sehingga terbentuknya swing low yang diharapkan menjadi sinyal awal kenaikan saham ini.
Volume menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan rata-ratanya menandakan adanya aksi pembelian cukup besar pada saham ini.
Indikator stochastic dan relative strength index (RSI) juga mulai berbalik arah naik dan bergerak keluar dari area jenuh jual mengindikasikan adanya sinyal kenaikan cukup kuat dengan target terdekat pada resisten di level Rp 2.390. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.