Bareksa.com - Hari ini, 24 Mei 2018, Perry Warjiyo resmi dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia oleh Mahkamah Agung untuk masa jabatan 2018-2023, di tengah tantangan moneter pada saat ini. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terpantau terus melemah.
Dengan pelantikan yang dilangsungkan di depan Ketua MA Muhammad Hatta Ali di Ruang Kusuma Atmadja, Gedung MA RI, Jakarta, pada hari ini, maka Perry secara resmi menggantikan posisi Agus Martowardojo yang habis masa jabatannya sebagai Gubernur BI periode 2013-2018.
Seiring dengan pelantikan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah. Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini, nilai tukar mencapai Rp14.205 per dolar AS, terdepresiasi dibandingkan Rp14.192 per dolar AS pada kemarin.
Perry mendapat tantangan yang cukup besar di awal jabatannya ini, seiring dengan penguatan dolar AS didorong sentimen ekonomi Negara Barat yang makin kuat tersebut. Selain itu, dana asing pun terpantau terus keluar baik dari pasar saham, maupun obligasi Indonesia hingga saat ini.
Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Sumber: Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa.com
Perry Warjiyo terpilih sebagai Gubernur BI setelah sukses melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi XI DPR RI pada 28 Maret 2018.
Sebelumnya, nama Perry diajukan langsung oleh Presiden Joko Widodo ke DPR RI sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan.
Perry bukanlah orang baru di BI. Karirnya diawali sejak 1984 dengan fokusnya pada riset dan pengembangan kebijakan moneter. Dengan pengalaman yang panjang itulah namanya dianggap pantas oleh Jokowi untuk menjadi Gubernur BI menggantikan Agus Marto yang akan habis masa jabatannya.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur, Perry adalah Asisten Gubernur Kebijakan Moneter, Makro Prudensial dan Internasional. Sebelum itu, dia adalah Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI.
Bahkan, Perry Warjiyo memiliki banyak pengalaman internasional di antaranya mewakili BI dan Indonesia dalam berbagai sidang internasional tingkat deputi seperti di Dana Moneter Internasional (IMF), Kelompok Negara G-20, ASEAN, ASEAN+3, Islamic Financial Service Board (IFSB) dan Islamic International Liquidity Management (IILM) sejak 2013 hingga sekarang.
Pada 2007-2009, Perry juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif, South East Asia Voting Group (SEAVG), International Monetary Fund (IMF), Washington, DC, AS.
Pada 1992-2006, Perry menjadi Adviser Gubernur BI dan delegasi Indonesia pada berbagai pertemuan dan forum internasional, seperti IMF dan Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), G20, Executives' Meeting of East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP), Bank for International Settlements (BIS), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Consultative Group on Indonesia (CGI).
Lalu pada 1996, Perry pernah menjadi Economist (Special Appointee), Southeast Asia and Pacific (SEA) Department, International Monetary Fund (IMF), Washington DC. Selanjutnya pada 1988-1991, dia sempat menjadi research assistant untuk Prof. Wallace Huffman, Economic Department, Iowa State University, Ames, Iowa, USA.