Berita Hari Ini : Dividen UNVR Rp915 per Saham, Nilai Akuisisi Freeport US$3,5 M

Bareksa • 24 May 2018

an image
Pabrik Produk Skin Care dari Unilever di Cikarang Bekasi

JPFA ekspansi ekspor daging sapi wagyu, modal ventura dapat insentif pajak, BSDE alokasi capex hingga Rp5 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 24 Mei 2018 :

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever berencana membagikan dividen final tahun 2017 senilai Rp505 per saham. Akhir 2017, UNVR mengucurkan dividen interim Rp410 per saham. Artinya, emiten konsumer ini mengalokasikan dividen 2017 sebesar Rp915 per saham atau Rp6,9 triliun. Tahun lalu, UNVR meraih laba bersih Rp7 triliun.

Mengutip Kontan, kebijakan dividen mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) UNVR yang berlangsung kemarin. "Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, kami berhasil mempertahankan arus kas bersih yang positif dan membagikan dividen 2017 mendekati 100 persen rasio pembayaran dividen," kata Presiden Direktur UNVR Hemant Bakshi.

Para pemegang saham UNVR berhak menerima dividen paling lambat 22 Juni 2018.

PT Freeport Indonesia

Rio Tinto sepakat akan menjual hak partisipasi atau participating interest (PI) 40 persen yang ada di tambang Grasberg, Papua milik PT Feeeport Indonesia.

“Rio Tinto mencatat laporan potensi pembelian oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum di tambang Grasberg di Indonesia US$3,5 miliar,” ujar manajemen Rio Tinto seperti dikutip Kontan.

Perusahaan tambang Australia itu menyebutkan, meskipun telah menetapkan nilai akuisisi yang harus ditebus oleh Inalum, kesepakatan antara keduanya belum tercapai. Saat ini pembahasan masih dilakukan antara Rio Tinto, Inalum dan Freeport Indonesia.

"Diskusi antara Rio Tinto, Inalum dan Freeport sedang berlangsung, termasuk mengenai harga. Belum ada kesepakatan yang tercapai, dan tidak ada kepastian bahwa perjanjian yang mengikat akan ditandatangani," tulis keterangan Rio Tinto.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Untuk meningkatkan penjualan daging sapi wagyu, emiten dengan kode saham JPFA ini berencana memperkuat pangsa pasar ekspor dengan masuk ke Malaysia.

Mengutip Bisnis Indonesia, Director Corporate Affairs Japfa Comfeed Indonesia, Rachmat Indrajaya, mengungkapkan, perseroan telah memasarkan daging sapi wagyu ke Myanmar pada awal tahun ini. Dalam waktu dekat, Japfa akan menambah negara tujuan baru. “Ke depannya, kami akan menyasar Malaysia,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, pangsa pasar ekspor perseroan masih sangat kecil. Namun, perseroan akan memperbesar dengan menyasar negara-negara baru. Ekspor wagyu tersebut berada di bawah PT Santosa Agrindo (Santori).

Pajak Modal Ventura

Pemerintah merilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.48/ PMK.03/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Mikro, Kecil, dan Menengah. Namun demikian, aturan hanya sebatas menaikkan ambang batas penjualan bersih perusahaan pasangan usaha dari perusahaan modal ventura dari Rp5 miliar setahun menjadi Rp50 miliar setahun.

Sementara itu, perlakuan pajak untuk capital gain tidak masuk dalam skema tersebut. Pasal 2 ayat 3 PMK menjelaskan penghasilan yang bukan merupakan objek PPh adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa laba dari perusahaan pasangan usaha.

Sementara itu, penghasilan berupa bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura dari penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha yang telah menjual sahamnya di efek atau setelah melewati jangka 10 tahun tetap merupakan objek PPh.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

Di tengah pelambatan ekonomi, Bumi Serpong Damai ingin tetap ekspansif. Tahun ini, emiten dengan kode saham BSDE mengalokasikan belanja modal berkisar Rp4 triliun–Rp5 triliun.

Dari jumlah itu, perseroan akan menggunakan dana sekitar Rp1 triliun–Rp1,5 triliun untuk pembebasan lahan. Kemudian sebesar Rp1 triliun–Rp1,2 triliun untuk menambah aset properti. Adapun sisanya untuk membangun sejumlah proyek properti.

Mengutip Kontan, Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengungkapkan, perusahaan ini akan terus mengembangkan kawasan BSD City. Pengembangan kawasan tak melulu berfokus pada residensial, melainkan juga perkantoran. Saat ini BSDE tengah mengembangkan kawasan di sekitar Green Office Park.

"Kami melihat kebutuhan kawasan perkantoran dalam sebuah township akan naik signifi kan. Kami berusaha menyiapkan suplai untuk mengantisipasi kebutuhan itu," ujar Hermawan.

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)

Emiten dengan kode saham CMNP mengincar dana segar lewat penerbitan obligasi global senilai US$700 juta untuk mendanai investasi perseroan.

Mengutip Bisnis Indonesia, Sekretaris Perusahaan Citra Marga Nusaphala Persada Indah Dahlia Lavie menjelaskan bahwa dana yang dihimpun akan digunakan untuk pengembangan proyek perseroan.

Secara detail, perseroan tengah berpartisipasi dalam proses pengembangan jalan tol Ir. Wiyoto Wiyono Msc elevated atau Harbour Road (HBR) 2. Dengan demikian, Indah menyebut perseroan berencana menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar AS dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$700 juta.

Rencananya, instrumen tersebut akan ditawarkan secara terbatas kepada investor di dalam dan luar negeri. (AM)