Analisa Teknikal dan Fundamental Saham PTBA

Bareksa • 06 Apr 2018

an image
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Pada perdagangan Kamis, 5 April 2018 terpantau melonjak 5,90 persen dengan berakhir di level Rp3.230

Bareksa.com - Harga saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA ) pada perdagangan Kamis, 5 April 2018 terpantau melonjak 5,90 persen dengan berakhir di level Rp3.230 per saham. PTBA ditransaksikan sebanyak 4.704 kali  dengan nilai transaksi mencapai Rp110,06 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan kemarin antara lain RHBSekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp 12,74 miliar, kemudian CIMB Sekuritas (YU) Rp 11,85 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp 9,46 miliar.

Ketiganya masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi secara keseluruhan yaitu 11,58 persen, 10,77 persen, dan 8,60 persen.

Analisa Fundamental PTBA

Mengacu pada laporan keuangan perusahaan tahun 2017, perusahaan tambang batu bara yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini mencatatkan kinerja yang cemerlang sepanjang tahun lalu.

Pada tahun 2017, PTBA berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp19,47 triliun, atau mengalami peningkatan 38 persen dibandingkan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp14,06 triliun.

Selain itu, laba usaha 2017 tercatat mencapai Rp5,89 triliun atau meroket menjadi 133 persen dari laba usaha 2016 sebesar Rp2,53 triliun.

Pencapaian kinerja tersebut didukung kemampuan manajemen perusahaan dalam merumuskan strategi yang efektif, di antaranya dengan peningkatan produksi, optimasi harga jual, serta efisiensi biaya.

Alhasil imbas dari kenaikan laba usaha PTBA tersebut berhasil mendongkrak laba bersih perseroan sebesar 121 persen dari laba bersih 2016 sebesar Rp2,02 triliun meningkat menjadi Rp4,47 triliun pada 2017.

Selama 2017 PTBA juga mencatat harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batu bara pada 2017 naik 24 persen, dari Rp658,017 pada 2016 menjadi Rp814,216 pada 2017. Kenaikan tersebut seiring menguatnya harga batu bara Newcastle maupun harga batubara thermal Indonesia atau ICI (Indonesia Coal Index) yang meningkat masing-masing sebesar 34 persen dan 32 persen dibandingkan harga rata-rata 2016.

Rincian Penjualan PTBA Berdasarkan Negara Tujuan

Sumber : Presentasi PTBA

Adapun penjualan secara geografis, Lebih dari separuh penjualan batu bara PTBA masih untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 61 persen, kemudian disusul oleh India dan China dengan porsi cukup besar masing-masing 14 persen dan 13 persen.

Analisa Teknikal PTBA

Secara teknikal, candle PTBA pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu yang menggambarkan pergerakan sangat positif pada saham ini dengan mampu ditutup pada level tertingginya pasca sehari sebelumnya mengalami koreksi.

Volume pada perdagangan kemarin terlihat mengalami peningkatan menandakan adanya akumulasi pada saham ini. Kemudian bila dilihat secara tren, PTBA terlihat mulai merangkak naik dengan posisi MA 5 yang telah berada di atas MA 20 menandakan indikasi uptrend jangka pendek.

Selain itu indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak positif mengindikasikan adanya momentum kenaikan dengan target terdekat di resisten pada level Rp 3.480.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.