OJK Minta Investor di Multifinance Berkomitmen Jangka Panjang, Apa Alasannya?
Investor asal Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan Cina antusias ingin berinvestasi di Indonesia
Investor asal Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan Cina antusias ingin berinvestasi di Indonesia
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana membenahi aturan-aturan di industri pembiayaan (multifinance). Hal ini terutama terkait komitmen investor yang akan berinvestasi di perusahaan pembiayaan.
Kepala Departemen Pengawas IKNB OJK, Bambang W. Budiawan, menjelaskan banyak investor sebenarnya yang ingin masuk ke industri multifinance di Indonesia. Namun, belum ada aturan yang bisa menahan investor tersebut agar bisa berkomitmen secara jangka panjang.
"Padahal kalau di perbankan dulu, untuk jadi pemegang saham kami lock-up hingga 5 tahun," kata Bambang yang pernah bekerja di Bank Indonesia saat ditemui belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Bambang, hal ini yang akan lambat laun dibenahi. Sebab apabila investor tersebut hanya sebentar berinvestasi di Indonesia, maka tidak bagus bagi kestabilan industri. "Sejauh ini tidak ada regulasi, tapi lewat supervisory action bisa untuk mencegah mereka jangan cepat lari dan pulang," ungkap dia.
Bambang juga menginginkan investor ini bisa mendukung pembiayaan untuk pembangunan ekonomi. Hal ini bisa dilakukan melalui pembiayaan pembangunan pembangkit listrik ataupun hal lainnya.
"Jadi, jangan mau ambil pembiayaan mobil saja," terang dia.
Sejauh ini, Bambang menilai minat investor asing terhadap industri multifinance tanah air cukup tinggi. Hal ini terbukti dari antusiasme investor asal Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan Cina yang ingin mendirikan perusahaan multifinance di Indonesia.
Bambang menjelaskan, investor asal Jepang saat ini sudah memiliki perusahaan multifinance di Indonesia. "Tetapi mereka mau menambah lagi dua perusahaan," ujar dia.
Sementara itu untuk investor Cina dan Amerika, mereka berencana mendirikan satu perusahaan pembiayaan patungan. Bambang menjelaskan, investasi investor Cina di multifinance Indonesia bertujuan untuk memperkuat brand otomotif Wuling. "Kalau kami lihat gerakan Wuling cukup besar, tidak bisa dianggap remeh,"ucap dia.
Sementara investor lain yang juga tertarik adalah dari Korea Selatan. "Minatnya cukup tinggi," terang dia.
Penyebaran Aset
Di sisi lain, OJK mencatat, penyebaran aset industri multifinance tidak merata. Sebab pangsa pasar aset masih terkonsentrasi di 76 perusahaan besar.
Berdasarkan data Publikasi Kinerja Kuartal III 2017, total aset perusahaan pembiayaan mencapai Rp468,11 triliun, meningkat dibandingkan periode kuartal III 2016 yang mencapai Rp434,52 triliun.
Dari jumlah tersebut, sekitar 76 dari 198 perusahaan pembiayaan menguasai 92 persen dari total aset. Sementara 122 perusahaan lainnya hanya mengantongi 8 persen sisanya.
Bambang mengungkapkan kendati aset perusahaan pembiayaan masih terkonsentrasi di 76 perusahaan, namun perusahaan tersebut berkinerja baik dan teruji.
"Konsentrasi aset secara keseluruhan tidak mempengaruhi kestabilan sistem keuangan dan ketahanan industri," terang dia.
Di sisi lain, pihaknya juga mengawasi dengan seksama 5-6 perusahaan yang nilai asetnya masih rendah dan beberapa perusahaan lain yang bermasalah. Namun dia melihat, perusahaan-perusahaan tersebut sudah melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan nilai aset.
"Kalau untuk perusahaan yang bermasalah dampaknya lebih kepadda risiko reputasi secara individual," ujar dia. (K09/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.