Artajasa Tawarkan Harga IPO Rp850-1.250, Ini Prospeknya

Bareksa • 02 Mar 2018

an image
Pelajar melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (6/2). IHSG ditutup melemah 111,13 poin atau turun 1,69 persen ke level 6.478,54. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Artajasa merupakan satu dari empat perusahaan penyelenggara transaksi elektronis di Indonesia

Bareksa.com – PT Artajasa Pembayaran Elektronis menawarkan harga Rp850-1.250 per saham dalam pelaksanaan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) di Bursa Efek Indonesia. Artajasa merupakan satu dari empat perusahaan penyelenggara transaksi elektronis di Indonesia yang dikenal dengan ATM Bersama.

Presiden Direktur Indo Premier Sekuritas Moleonoto, yang merupakan penjamin emisi IPO ini , menuturkan harga tersebut mencerminkan valuasi rasio laba bersih per saham (price to earning ratio/ PER) sebesar 9,4-14 kali dengan proyeksi kinerja laba bersih perseroan tahun ini.

“Artajasa tidak memiliki acuan di bursa saham Indonesia, tetapi untuk perusahaan sejenis global, PER Visa di bursa saham Amerika mencapai 30 kali,” kata dia di Jakarta, Kamis, 1 Maret 2018.

Pada 2016, Artajasa membukukan pendapatan sebesar Rp409,72 miliar dan laba bersih sebesar Rp156,87 miliar. Sementara itu, Indo Premier memproyeksikan laba bersih Artajasa pada akhir tahun ini dapat mencapai Rp184 miliar.

Menurut Moelionoto, prospek bisnis Artajasa cukup baik di masa mendatang. Saat ini terdapat tiga perusahaan lain yang menjadi kompetitor perseroan di industri pemrosesan data transaksi pembayaran domestik (switching).

Bank Indonesia (BI) telah menetapkan empat penyelenggara switching domestik, yaitu Artajasa, PT Jalin Nusantara, PT Rintis Sejahtera dan PT Daya Network Lestari sebagai gerbang pembayaran nasional (GPN).

Keempat lembaga switching tersebut telah terkoneksi dengan 60 penerbit dan 14 acquirer dengan tingkat interoperabilitas untuk transaksi debit mencapai 75 persen.

Moleonoto mengatakan transaksi domestik pada kartu kredit dan debit di Indonesia mencapai sekitar Rp500 triliun setiap tahun. Sementara, sebelumnya 95 persen proses tersebut dilakukan oleh lembaga switching global, yakni Visa dan Master Card.

“Peluang pasar Artajasa masih besar,” tuturnya.

Artajasa merupakan perusahaan pengelola jaringan ATM Bersama. Hingga kuaral III-2017, perseroan memiliki 88 anggota dengan lebih dari 100 juta pemegang kartu. Artajasa juga memiliki 77.000 layanan terminal ATM.

Penawaran Saham

Artajasa bakal menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 437.505.800 saham. Jumlah tersebut terdiri atas saham baru sebanyak 187 juta unit saham dan saham lama atas nama PT Lintas Arta sebanyak 250 juta unit saham.

Dengan harga penawaran tersebut, Artajasa membidik Rp158,9-233,7 miliar dari pelaksanaan IPO saham. Sementara itu, Lintas Arta bakal memperoleh dana sekitar Rp212,5-312,5 miliar.

Artajasa bakal menggunakan 60 persen dana hasil IPO saham untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan melalui pembelian peralatan dan perlengkapan teknologi informasi.

Direktur Utama Artajasa, Bayu Hanantasena menuturkan, sebagian dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan perseroan, sebagian besar untuk software dan hardware. Tahun ini perseoran mulai memproses transaksi debit setelah sebelumnya lebih banyak memproses transaksi ATM.

Sementara 40 persen dana IPO saham akan digunakan untuk memperkuat modal kerja seiring dengan pertambah luasnya jaringan bisnis perseroan.

Artajasa perlu memiiliki modal kerja yang cukup untuk memenuhi kewajiban setelmen transaksi yang ada dalam jaringan bisnis perseroan apabila terjadi lonjakan transaksi atau kegagalan sistem. Kebutuhan modal kerja perseroan juga bakal meningkat dengan bergabungnya mitra-mitra kerja baru dan bertambahnya jumlah titik pembayaran dalam jejaring bisnis Artajasa.

Artajasa menargetkan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 22 Maret 2018, dan masa penawaran umum akan berlangsung pada 23 dan 26 Maret 2018. Pencatatan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia rencananya akan dilakukan pada 29 Maret 2018. (hm)