Bareksa.com – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menargetkan 2.500 penyewa (tenant) tahun ini, atau kurang lebih sama dengan tahun lalu. Perseroan menargetkan akan membangun 1.000 tower sepanjang 2018 dengan alokasi belanja modal (capital expendiutre/capex) Rp1 trililun.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure, Helmy Yusman, menuturkan sepanjang tahun lalu Tower Bersama telah mencapai target pertumbuhan tenant baru. Pada 2017, perseroan menargetkan jumlah tenant mencapai 23.000, atau meningkat dari catatan akhir 2016 yang sebanyak 20.480 tenant.

“Target kita tenant, karena itu yang mendrive revenue kita,” ujar Helmy di Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.

Helmy mengungkapkan untuk menunjang target tenant, perseroan akan menambah 1.000 menara (tower) baru tahun ini. Perseroan menyiapkan dana sekitar Rp1 triliun untuk penambahan tower.

Menurut Helmy, Tower Bersama bakal menambah seluruh tower tersebut secara organik. Untuk membangun satu tower perseroan membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar.

Dia mengaku perseroan lebih fokus membangun tower sendiri dibandingkan akuisisi. Meski begitu, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi tower apabila ada yang tertarik menjual.

Untuk memenuhi kebutuhan capex tahun ini, perseroan akan menggunakan kombinasi pinjaman perbankan dan kas internal. Helmy mengatakan perseroan mampu mencatatkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) Rp3,6 triliun setiap tahun.

“Itu sumber utama kita,” tuturnya.

Pinjaman Bank

Tower Bersama juga masih memiliki pinjaman dari konsorsium 11 bank yang belum dicairkan US$200 juta. Dana tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan capex perseroan maupun jika nantinya Tower Bersama berencana mengakuisisi tower.

Sepanjang tahun lalu, perseroan telah memiliki sekitar 1.200 tower baru. Jumlah tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan pada awal 2017.

Perseroan juga berhasil mencatatkan tambahan tenant baru sehingga total tenant perseroan sudah mencapai 23.000, sesuai target yang diharapkan. Target jumlah tenant dan penambahan tower tahun ini ditargetkan kurang lebih sama dengan tahun lalu.

“Perhitungan kami, capex tahun ini maksimal Rp2 triliun,” jelasnya. Perseroan sanggup membuat dan mengakuisisi 2.000 tower baru tahun ini apabila ada permintaan dari pasar.

Saat ini seluruh operator telekomunikasi di Indoensia telah menjadi tenant perseroan. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah tenant terbesar perseroan.

Kinerja Kuartal III 2017

Hingga kuartal III tahun lalu, perseroan telah memiliki 13.318 site telekomunikasi dengan total tenant mencapai 22.696 pelanggan. Pelanggan perseoran terdiri dari semua operator telekomunikasi Indonesia dengan 84 persen pendapatan berasal dari Telkomsel.

Sejak melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 2010, jumlah site dan tenant perseroan meningkat signifikan dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) 26,2 persen.

Pada 2010, jumlah menara perseroan sebanyak 3.104 unit dengan total penyewa 4.729. Jumlah tersebut meningkat pada kuartal III 2017 menjadi 13.318 menara dan 22.694 tenant.

Dari sisi keuangan, Ebitda perseroan juga tumbuh signifikan sejak 2010. Pada 2010, Ebitda perseroan Rp512,76 miliar sedangkan hingga kuartal III 2017 Ebitda perseroan Rp3,6 triliun. (AM)