BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

TBIG Mendapat Pinjaman Revolving US$500 Juta

Bareksa31 Maret 2017
Tags:
TBIG Mendapat Pinjaman Revolving US$500 Juta
Petugas memeriksa menara jaringan BTS milik operator XL di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Total pinjaman perseroan dalam dolar AS yang telah dilindung nilai sebesar Rp17,11 triliun per akhir 2016

Bareksa.com – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menandatangani pinjaman bank sebesar US$500 juta yang merupakan pinjaman dengan tenor terpanjang dan termurah sejauh ini untuk Fasilitas Pinjaman Revolving. Berdasarkan rilis media yang diterima Bareksa, fasilitas ini terdiri dari pinjaman baru dan pinjaman lama.

Pertama, Fasilitas Pinjaman Revolving baru sebesar US$200 juta dengan jatuh tempo bullet pada 5 tahun dan 3 bulan dengan suku bunga Libor ditambah 175 basis poin. Pinjaman Revolving US$200 juta ini mendapatkan permintaan dari para kreditur yang telah ada sebesar lebih dari US$700 juta.

Kedua, Fasilitas Pinjaman Revolving Seri B sebesar US$300 juta (Fasilitas B) adalah fasilitas pinjaman revolving yang telah ada. Tanggal jatuh tempo Fasilitas B ini telah diperpanjang dengan jatuh tempo bullet pada 5 tahun dan 3 bulan dengan suku bunga Libor ditambah 175 basis poin. Saldo Fasilitas B pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar USD 80 juta.

Promo Terbaru di Bareksa

Per 31 Desember 2016, total pinjaman (debt) Perseroan, di mana pinjaman dalam Dolar Amerika yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp17,11 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,45 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp365 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp16,74 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9,08 triliun. Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan keempat 2016 yang disetahunkan adalah 2,8 kali, memberikan TBIG cukup ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan financial covenants untuk tidak lebih dari 5,0 kali rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA yang disetahunkan untuk pinjaman bank.

Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, mengatakan selama tiga tahun terakhir, perseroan berhasil mempertahankan tingkat leverage secara keseluruhan pada sekitar 5 kali untuk rasio total pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA yang disetahunkan dan telah secara sukses mengakses pinjaman bank dan pasar obligasi dengan secara konsisten mendapatkan suku bunga yang murah dan jangka waktu yang lebih panjang.

"Suku bunga kompetitif fasilitas pinjaman kami yang tidak memiliki penjaminan khusus mencerminkan risiko kredit yang rendah dan kenyamanan dari kreditur kami terhadap bisnis kami. Kami menunjukkan pertumbuhan organik yang kuat di mana total penambahan penyewa kami naik 11 persen serta memberikan imbal hasil untuk pemegang saham yang signifikan sebesar kurang lebih Rp1,5 triliun pada tahun 2016 sementara menurunkan tingkat leverage dari sekitar 5,2 kali pada triwulan keempat 2015 menjadi sekitar 5,1 kali pada triwulan keempat 2016. Dengan menggunakan fasilitas baru, kami akan terus untuk mengembangkan bisnis yang menguntungkan dan meningkatkan imbal hasil kepada pemegang saham,” katanya dalam rilis tertanggal 31 Maret 2017.

Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG menambahkan, perseroan memiliki struktur utang yang sangat kuat dengan utang jangka panjang yang telah terlindung nilai dan ketersediaan komitmen kredit yang cukup. Menurutnya, perseroan memiliki fleksibilitas untuk terus tumbuh secara organik, membiayai akuisisi, pembiayaan kembali utang dan meningkatkan inisiatif imbal hasil untuk pemegang saham. Dampak dari transaksi terbaru ini adalah untuk memperpanjang rata-rata tenor struktur utang perseroan.

Dia menjelaskan bahwa perusahaan menara, TBIG membangun aset berumur panjang hanya apabila memiliki kontrak jangka panjang dan terjamin dari operator telekomunikasi berperingkat tinggi. Per Desember 2016, 83 persen dari pendapatan TBIG adalah kontrak pendapatan jangka panjang dari operator telekomunikasi berperingkat tinggi termasuk Telkomsel, Indosat dan XL. Hal itu dinilai memberikan cakupan yang sangat baik atas kemampuan pembayaran yang terkait dengan utang perseroan di masa depan.

"Kami mempertahankan strategi lindung nilai bijaksana kami dengan menggunakan instrumen derivatif lindung nilai sesuai dengan jatuh tempo utang serta dengan perlindungan lebih lanjut dari pendapatan jangka panjang dalam mata uang USD sebesar US$40 juta per tahun. Kepastian kontrak kami secara signifikan mengurangi risiko dari arus kas, yang dimengerti oleh para kreditur kami,” tambah Helmy.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua