Berita Hari Ini : MEDC Terbitkan Obligasi US$500 Juta, PGAS Lepas Status Persero

Bareksa • 26 Jan 2018

an image
Salah satu kilang minyak Medco Energi Internasional Tbk (Company)

Obligasi Medco Energi ditetapkan memiliki kupon 6,75 persen dan bertenor tujuh tahun

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan keterbukaan informasi, Jumat, 26 Januari 2018:

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Medco resmi menerbitkan obligasi 7NC4 144A / Reg S sebesar US$500 juta untuk membayar utang perusahaan. Obligasi perseroan ditetapkan memiliki kupon 6,75 persen dan bertenor tujuh tahun. Obligasi tersebut mengalami kelebihan permintaan sebanyak delapan kali.

Chief Executive Officer Medco Energi, Roberto Lorato mengatakan, permintaan kuat dari para investor obligasi ini mencerminkan realisasi komitmen perusahaan yang konsisten baik terhadap kinerja operasional maupun rencana pengurangan utang (deleveraging).

“Kami berhasil memproduksi minyak dan gas yang lebih tinggi dari yang dianggarkan dan tetap mempertahankan efisiensi biaya serta baru saja melaksanakan rights issue dengan sukses," katanya melalui keterangan pers, Kamis, 25 Januari 2018.


PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Ciputra bakal menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp1,5 triliun tahun ini. Alokasi capex perseroan tahun ini kurang lebih sama dengan yang dianggarkan perseroan tahun lalu. 

Sekretaris Perusahaan Ciputra Development, Tulus Santoso menyatakan bahwa perseroan akan menggunakan kombinasi pinjaman perbankan dan kas internal untuk memenuhi dana capex. Rencananya komposisi penggunaan pinjaman bank dan kas internal masing-masing akan sebesar 50 persen. 

Ciputra memilih mencari pinjaman perbankan untuk capex karena saat ini dana di perbankan cukup likuid. Di samping itu, tren suku bunga rendah membuat pinjaman perbankan lebih murah. 

Perseroan akan menggunakan capex tahun ini untuk ekspansi lahan. Sisanya, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan Mall di Citra Raya, proyek perumahan di Surabaya, dan membangun Rumah Sakit di Surabaya.

PT Matahari Department Store (LPPF)

Matahari berencana menambah 6-8 gerai baru tahun ini. Ekspansi tersebut merupakan langkah perseroan untuk meningkatkan pendapatan 2018.

Corporate Secretary & Legal Director Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo menjelaskan, dalam rencana bisnis perseroan jumlah gerai yang akan dibuka tahun ini sebanyak 6 gerai-8 gerai. Sementara sepanjang 2017, Matahari Department Store telah membuka sebanyak 8 gerai baru. 

Pada akhir kuartal I tahun ini perseroan berencana membuka gerai baru di Sumatera. Dia memperkirakan rata-rata kebutuhan dana untuk membangun gerai baru sebesar Rp40-50 miliar. 

Perseroan akan menggunakan kas internal untuk memenuhi kebutuhan capex. 

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN

PGN resmi melepas status perseronya, alias bukan lagi dimiliki langsung oleh Negara. Hal tersebut terjadi setelah pemegang saham Perusahaan Gas Negara (PGN) menyetujui perubahan anggaran dasar (AD) dalam hal pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) minyak dan gas (Migas). 

Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PGN, sebanyak 77 persen pemegang saham perseroan menyetujui perubahan anggaran dasar. 

Menurut Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, pembahasan perubahan anggaran dasar perusahaan perlu dilakukan agar rencana pemerintah membentuk holding migas bisa terwujud. 

"Pemerintah dalam hal ini mengalihkan seluruh saham Seri B milik negara di PGAS menjadi setoran modal pada Pertamina," imbuhnya.

Sehingga, Pertamina akan menjadi induk usaha holding, sedangkan PGN menjadi anak perusahaan Pertamina. Kemudian, Pertagas yang merupakan anak usaha Pertamina akan dialihkan kepemilikannya kepada PGN.

Minyak Mentah Dunia

Harga minyak mentah dunia tercatat melemah. Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup turun 0,2 persen atau 0,10 poin ke harga US$65,51 per barel di New York Mercantile Exchange. Pelemahan tersebut terjadi setelah harga minyak sempat menguat 1,6 persen ke level US$66,66 per barel selama sesi perdagangan Kamis (25 Jauari 2018).

Total volume yang diperdagangkan mencapai 33 persen lebih tinggi dari rata-rata perdagangan 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Maret turun 0,11 poin ke level US$70,42 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan US$4,91 lebih mahal dibanding WTI.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

Produsen baja milik negara ini kembali meneken kontrak perjanjian suplai jangka panjang atau Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan produsen baja canai dingin PT Essar Indonesia.

Emiten ini berencana meningkatkan volume penjualan bajanya 40 perse  menjadi 2,8 juta ton di tahun 2018. Salah satu upayanya dengan memperbanyak LTSA yang salah satunya adalah ditandatanganinya perpanjangan perjanjian suplai HRC kepada PT Essar Indonesia sebanyak 15.000 juta ton per bulan.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

BNI memproyeksi, nilai kredit macet yang diselamatkan setelah dihapus buku sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun 2018 ini.  Perseroan mencatat sepanjang 2017 lalu telah melakukan penyelamatan kredit bermasalah sebesar Rp 2,22 triliun.

Adapun recovery rate yang berhasil dilakukan bank sepanjang 2017 sebesar 25,5 persen.