Bareksa.com – Total belanja modal (capital expenditure/capex) badan usaha milik negara (BUMN) tahun ini mencapai Rp660 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp200 triliun di antaranya merupakan belanja modal BUMN di sektor infrastruktur.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang, mengatakan total nilai investasi BUMN untuk sektor infrasturktur sudah termasuk proyek-proyek milik PT Angkasa Pura. Perusahaan-perusaaan pelat merah tersebut akan menggalang dana dari sejumlah instrumen.
“Persentase fund raising dari total kebutuhan dana investasi BUMN infrastruktur sekitar 50-60 persen,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.
Untuk diketahui BUMN infrastruktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia di antaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), serta PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Kementerian BUMN bakal mendorong perusahaan pelat merah untuk menggalang dana dari pasar modal. Bambang mengatakan BUMN akan mencari dana dengan melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, pinjaman perbankan, penerbitan obligasi, sekuritisasi dan kerjasama operasi.
Untuk kerjasama operasi, proyek yang akan melakukan hal tersebut sebagian besar berasal dari proyek pelabuhan dan energi.
Terbitkan Global Bond
Sementara itu, dua perusahaan pelabuhan, yakni PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) bakal menggalang dana dengan menerbitkan obiligasi. Rencananya, Pelindo III akan menerbitkan obligasi global (global bond) senilai Rp5 triliun dan Pelindo IV akan menerbitkan obligasi domestik.
Bambang menuturkan, Pelindo III membutuhkan dana sekitar Rp5 triliun untuk investasi. Perseroan memilih untuk menerbitkan global bond karena perkiraan tenor surat utangnya sekitar 3-5 tahun.
“Dan kebanyakan penerimaan Pelindo III berupa dolar Amerika Serikat (AS),” ujarnya.
Rencananya Pelindo III akan menerbitkan global bond semester I tahun ini. Bambang mengatakan bahwa persereroan bakal menggunakan dana tersebut untuk pengembangan pelabuhan. Rencananya, ada pemindahan pelabuhan dari Semarang ke Tegal.
Sedangkan Pelindo IV masih mengkaji nilai emisi penerbitan oligasinya. Pelindo IV akan menerbitkan obligasi usai Pelindo III menerbitkan global bond.
Penerbitan Sekuritisasi
Di samping itu, BUMN juga kemungkinan akan menerbitkan sekuritisasi untuk menggalang dana. Bambang mengatakan biasanya PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang akan melakukan sekuritisasi pendapatannya.
Perusahaan yang bisa melakukan sekuritisasi pendapatan adalah perusahaan yang pendapatannya pasti, seperti dari jalan tol. Selain ruas tol Jagorawi, masih teradapat ruas-ruas tol lainnya yang dapat disekuritisasi Jasa Marga.
“Syaratnya adalah jalan tol tersebut sudah memiliki income,” terang Bambang.
Kementerian BUMN tahun ini juga berkonsentrasi mengebut proyek infrastruktur untuk mengejar waktu penyelesaian sebelum Lebaran 2018 pada bulan Juni. Dia berharap jalan tol Lampung-Palembang, Trans Jawa dari Merak hingga Probolinggo dan Pandaan-Malang sudah dapat dilalui saat lebaran.
Bambang optimistis tol-tol tersebut dapat difungsionalisasi saat Lebaran meskipun belum memasuki tahap operasional. “Seperti tol Brebes pada 2016, sudah dapat digunakan saat Lebaran meskipun belum operasional,” jelasnya.
Selain menyelesaikan proyek yang sudah berjalan, capex BUMN tahun ini juga dialokasikan untuk proyek-proyek jalan tol baru, seperti Probolinggo-Banyuwangi dan Padang-Bukit Tinggi. (AM)