BRI Pastikan Ingin Jadi Pemegang Saham Mayoritas Bahana Artha Ventura

Bareksa • 25 Jan 2018

an image
Seorang warga melakukan transaksi perbankan di mobil kas keliling Teras BRI di Lirung, Kepulauan Talaud, Sulut, Jumat (25/9). Penggunaan mobil keliling untuk aktivitas perbankan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi di Talaud yang terdiri dari puluhan pulau. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Rencana BRI menguasai BAV terkait dengan pengembangan bisnis pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

Bareksa.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memantapkan diri untuk menjadi pemegang saham mayoritas PT Bahana Artha Ventrua (BAV). Jika tak ada aral melintang, rencana tersebut akan direalisasikan BRI pada semester II tahun ini.

Hingga saat ini, BRI memang baru menggenggam 35 persen saham BAV. Transaksi itu berlangsung melalui pemesanan saham bersyarat (PPSB) pada 9 November 2017 melalui penerbitan saham baru oleh BAV. (Lihat Bank Ramai-Ramai Masuk Bisnis Modal Ventura)

Sebelum BRI masuk, 99,45 persen saham BAV merupakan milik PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Artinya, kedatangan BRI otomatis menggerus kepemilikan BPUI menjadi sekitar 64,45 persen.

Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, nilai transaksi pengambilalihan 35 persen saham BAV tersebut mencapai Rp71,21 miliar. Sehingga, transaksi itu tidak masuk dalam kategori transaksi material karena tidak melebihi 20 persen dari ekuitas BRI. (Baca juga Selain Topang IHSG, Saham HMSP dan BBRI Juga Dongkrak Return Reksa Dana Ini)

“Kami akan menambah kepemilikan menjadi 65 persen. Semester II akan kami realisasikan, sehingga BRI jadi mayoritas di BAV,” ungkap Haru di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Haru menegaskan, dengan menjadi pemegang saham mayoritas, maka BRI bisa memiliki kuasa pengendalian dan bisa menempatkan utusan dalam jajaran direksi BAV. Adapun rencana BRI menguasai BAV terkait dengan pengembangan bisnis pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“BAV punya kesamaan fokus bisnis dengan kami. Jadi akan mempermudah sinergi ke depan,” tambah Haru. Terlebih, lanjut Haru, BAV dan anak perusahaannya yang tersebar di daerah dapat mendukung penyertaan di perusahaan non keuangan dan program pemerintah.

Gambar: Bauran Debitur dan Pertumbuhan Kredit BRI per Akhir 2017

Sumber: Materi presentasi perseroan

Hingga akhir 2017, penyaluran kredit BRI secara konsolidasi mencapai Rp739,3 triliun masih didominasi oleh penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp239,5 triliun, kredit konsumer Rp114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp197,8 triliun dan kredit korporasi Rp187,4 triliun.

BRI juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru selama periode Januari hingga Desember 2017. Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif. Apabila dihitung mundur sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, BRI telah berhasil menyalurkan KUR skema baru senilai Rp155 triliun kepada lebih dari 8,6 juta debitur.

Sepanjang 2017 bank pelat merah ini mampu mengantongi laba bersih konsolidasian sebesar Rp29,04 triliun atau tumbuh 10,7 persen dari perolehan tahun sebelumnya. Tercatat penyaluran kredit BBRI hingga akhir 2017 Rp739,3 triliun, tumbuh 11,4 persen dari posisi di 2016 sebesar Rp663,4 triliun. (hm)