BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Usai PGN Gabung Pertamina, 3 Holding BUMN Ini Disiapkan

Bareksa23 Januari 2018
Tags:
Usai PGN Gabung Pertamina, 3 Holding BUMN Ini Disiapkan
Suasana simpang susun Terbanggi Besar di pembangunan jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung Tengah, Lampung, Kamis (28/12). Pembangunan ruas tol sepanjang 140 kilometer yang merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera itu dikerjakan oleh PT Hutama Karya. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Holding BUMN industri infrastruktur diharapkan tuntas pada semester I tahun ini

Bareksa.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan pembentukan induk usaha di tiga sektor bisnis setelah holding industri minyak dan gas (migas) selesai pada tahun ini. Di sektor migas, pemerintah sedang fokus untuk penggabungan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN dengan PT Pertamina (Persero). Setelah itu, holding industri infrastruktur diharapkan tuntas pada semester I tahun ini dan diikuti pembentukan holding perumahan dan kepelabuhan.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang menuturkan, proses pembentukan holding industri infrasturktur saat ini masih tahap sosialisasi. Saat ini, arahan dari Menteri BUMN adalah pembentukan holding industri migas terlebih dahulu. (Baca juga PGN Sudah Dapat Kredit US$536 Juta, BUMN Masih Kaji Nilai Akuisisi Pertagas)

“Pembentukan holding infrastruktur nanti hanya pengalihan saham saja dari pemerintah ke perusahaan holding, yakni PT Hutama Karya,” katanya di Jakarta, Senin, 22 Januari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Bambang mengatakan bahwa Kementerian tidak akan meleburkan perusahaan-perusahaan konstruksi yang lebih kecil ke perusahaan konstruksi BUMN yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan konstruksi kecil tersebut akan tetap diperlakukan sebagai anak usaha holding. (Lihat Kerja Sama dengan Swasta dan Asing, Pemerintah Tegaskan Tidak Jual Aset Negara)

Usai pembentukan holding BUMN infrastruktur, kementerian mempertimbangkan untuk mengumpulkan perusahaan-perusahaan realty milik BUMN konstruksi (karya) tersebut untuk dibuat sub-holding. Perusahaan realty tersebut nantinya akan dikumpulkan di bawah holding BUMN sektor perumahan.

Menurut dia, Kementerian akan mengaplikasikan konsep subholding yang sedang diberlakukan di BUMN pelabuhan. Kementerian BUMN mengumpulkan perusahaan-perusahaan sejenis, seperti kapal untuk pandu dan tunda dan dikumpulkan dalam satu perusahaan.

“Nanti pemilik perusahaan realty akan memiliki saham dalam perusahaan realty baru tersebut,” ujar Bambang.

Proses pembentukan holding infrastruktur dan perumahan akan dilakukan secara pararel. (Baca Kementerian Targetkan Hanya 10 BUMN yang Merugi Tahun Ini)

Sementara itu, satu holding lagi yang akan dibentuk adalah holding BUMN pelabuhan. Holding tersebut diharapkan dapat menata kepelabuhan di Indonesia lebih baik lagi.

Saat ini BUMN pelabuhan masing-masing membangun sistemnya sehingga tidak terkoneksi. Kemudian, Kementerian juga ingin menyederhanakan tarif pelabuhan, sehingga komponen tarif di setiap pelabuhan sama. (Lihat Tingkatkan Sinergi, Pelindo I Bekerja Sama dengan 16 BUMN dan Swasta)

“Hanya harganya saja yang berbeda. Seperti airport tax, sama komponen biayanya tetapi harganya berbeda,” tutur dia.

Dalam jangka menengah, Kementerian juga ingin menggabungkan perusahaan-perusahaan logistik milik BUMN. Total, terdapat 30 BUMN yang memiliki lini usaha logistik.

Kementerian BUMN belum memastikan perusahaan apa yang akan menjadi holding BUMN logistik. Saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pos Indonesia dan PT Pelni masing-masing memiliki lini usaha logistik.

Sekarang, pihaknya baru mengondolidasikan bisnis logistik dalam hal teknologi informasinya terlebih dahulu. Dia memandang, industri ke depan akan dikuasi oleh sektor kurir, servis dan payment.

“Makanya banyak perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di sektor itu,” jelasnya.

Dia menginginkan Pos Indonesia menjadi holding BUMN logistik. Bambang ingin BUMN masuk ke sektor financial technology (fintech) dan logistik ke depan.

Capex BUMN Konstruksi

Tahun ini seluruh BUMN sektor konstruksi bakal mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) hingga sebesar Rp140 triliun. Banyak proyek yang harus diselesaikan BUMN karya sepanjang 2018. (Baca Kementerian BUMN Dorong Waskita Jual Saham Ruas Trans Jawa ke Jasa Marga)

Menurut Bambang, pihaknya tahun ini memang berkonsentrasi mengebut proyek infrastruktur untuk mengejar waktu penyelesaian sebelum lebaran pada bulan Juni. Dia berharap jalan tol Lampung-Palembang, Trans Jawa dari Merak hingga Probolinggo dan Pandaan-Malang sudah dapat dilalui saat lebaran.

Dia optimistis tol-tol tersebut dapat difungsionalisasi saat lebaran meskipun belum memasuki tahap operasional. “Seperti tol Brebes pada 2016, sudah dapat digunakan saat lebaran meskipun belum operasional,” jelasnya.

Selain menyelesaikan proyek yang sudah berjalan, capex BUMN tahun ini juga dialikasikan untuk proyek-proyek jalan tol baru, seperti Probolinggo-Banyuwangi dan Padang-Bukit Tinggi. (Lihat Kinerja Keuangan BUMN Konstruksi 2017 : WSKT Tumbuh Tertinggi, WIKA Melandai) (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.379,53

Up1,02%
Up5,18%
Up7,30%
Up8,82%
Up19,45%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.089,71

Up0,44%
Up5,40%
Up6,62%
Up7,08%
Up2,64%
-

Capital Fixed Income Fund

1.837,78

Up0,53%
Up3,93%
Up6,27%
Up7,42%
Up17,19%
Up40,03%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,16

Up0,66%
Up3,97%
Up6,64%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.257,46

Up0,72%
Up3,68%
Up5,94%
Up6,95%
Up19,66%
Up35,50%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua