Bareksa.com – Berikut ini adalah intisari perkembangan informasi penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media, Selasa, 23 Januari 2018 :
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
WSKT berencana menjual piutang pemerintah untuk proyek kereta ringan (LRT) Palembang, Sumatera selatan, senilai Rp5 triliun pada 2018.
Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajagukguk menjelaskan penjualan piutang atau skema factoring tersebut bakal dijalankan apabila pemerintah menyatakan belum bisa membayar utang pengerjaan proyek LRT Palembang, Sumatera Selatan, secara tunai.
Pernyataan penundaan pembayaran tersebut yang nantinya bakal dijadikan sebagai jaminan kepada investor.
PT Hanson International Tbk (MYRX)
MYRX berencana melepas salah satu anak usahanya untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO pada tahun ini.
Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama Hanson International, mengatakan anak perusahaan yang akan dilepas yakni PT Harvest Time yang juga bergerak di bidang properti. Saat ini, proses IPO sudah dimulai.
Rencananya, saham baru yang akan dilepas bakal setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saat ini, belum ditentukan besaran target dana serapan dari gelaran IPO, tetapi diperkirakan sekitar Rp300 miliar hingga Rp500 miliar.
PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA)
Manajemen PT Bank Mayapada Internasional Tbk menyatakan tahun ini bakal kembali menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai Rp2 triliun. Rencana rights issue tersebut lebih tinggi ketimbang realisasi tahun 2017 yang sebesar Rp1 triliun.
PT Soechi Lines Tbk (SOCI)
Moody's Investors Service menegaskan peringkat korporasi B1 untuk PT Soechi Lines Tbk (SOCI). Prospek rating ini stabil. Moody's juga menyematkan peringkat B1 terhadap notes yang akan diterbitkan anak usaha SOCI, yaitu Soechi Capital Pte. Ltd.
Surat utang tersebut tanpa syarat dan dijamin oleh Soechi dan seluruh anak perusahaannya. Hasil penerbitan notes akan digunakan untuk melunasi utang senilai US$184 juta, mendanai cadangan bunga dan sejumlah rencana perusahaan lainnya.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
BUMI optimistis menghadapi tahun 2018. Hal ini didukung penguatan harga batu bara akhir-akhir ini. Manajemen BUMI menyatakan akan menggenjot produksi pada tahun ini.
Perusahaan kemungkinan akan menjual batu bara dengan kualitas yang baik. Pada kuartal pertama 2018, BUMI akan berusaha memproduksi sebanyak mungkin, meski ada kendala hujan. BUMI juga akan berusaha mengoptimalisasi margin. (AM)