Meski Selasar BEI Ambruk, LCKM Tetap Jadi Emiten IPO Pertama di Tahun 2018

Bareksa • 16 Jan 2018

an image
Karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Hingga pukul 09.27 WIB, harga saham LCK Global Kedaton ini menguat 50 persen dengan transaksi Rp61 juta

Bareksa.com – Sehari setelah selasar lantai I Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI) roboh pada Senin 15 Januari 2018, saham PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) resmi dapat diperdagangkan (listing) di Bursa Efek Indonesia hari ini Selasa, 16 Januari 2017 dan harganya langsung melonjak tajam hingga 50 persen. Meskipun demikian, nilai transaksi saham perusahaan kontraktor menara dan konsultan ICT tersebut terbilang sangat kecil dan dibeli melalui satu broker saja.

Dalam penawaran perdananya (initial public offering/IPO), emiten yang pertama melantai di tahun 2018 ini melepas sebanyak-banyaknya 200 juta saham atau setara 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. PT Mirae Asset Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi korporasi dengan total raihan dana Rp41,6 miliar. (Baca Perusahaan Kontraktor Menara LCK Global Kedaton Segera Masuk Bursa)

Dari pantauan Bareksa, hingga pukul 9:27 WIB tercatat harga saham emiten yang bergerak di sektor jasa ICT (Information & Communication Technology) dan menyediakan konsultasi telekomunikasi ini langsung menguat 50 persen dari harga perdana Rp208 menjadi Rp312 per lembar saham.

Order saham LCKM pun langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh sistem karena menyentuh batas peningkatan tertinggi dalam sehari.

Dalam hal ini, LCKM yang dibuka di harga Rp208 seharusnya maksimal menguat 25 persen, tetapi hal itu tidak berlaku pada hari ini karena baru pertama tercatat. Namun, mulai besok dan seterusnya saham LCKM terkena penolakan sistem jika menguat 25 persen dalam sehari.

Menariknya, jumlah transaksi saham LCKM pada hari ini terbilang kecil. Hingga pukul 9:27 WIB saja hanya terjadi transaksi senilai Rp61 juta dengan frekuensi 27 kali. Itupun dilakukan dengan Universal Broker Indonesia Sekuritas (TF) menjadi broker tunggal yang melakukan pembelian bersih pada hari ini.

Sebagai informasi, rencana penggunaan dana IPO adalah untuk pembiayaan Research and Development (sekitar 3 persen) dan modal kerja (Sekitar 97 persen).

Ruang lingkup kegiatan usaha PT LCK Global Kedaton adalah bergerak dalam bidang usaha perdagangan dan jasa konsultasi manajemen dibidang telekomunikasi,  selain itu LCKM juga dapat melakukan Pekerjaan Jasa pekerjaan ICT (Information & Communication Technology) dan Pekerjaan Sarana Penunjang Base Transceiver Station (BTS) lainnya.

Pemegang saham LCK Global Kedaton setelah IPO adalah PT LCK Investama Prima Indonesia (51,20 persen) dan PT Maju Mekar Makmur (26,40 persen) dan publik (20,00 persen).

Dalam Laporan Keuangan Juni 2017 LCKM memiliki aset Rp94,24 miliar, utang Rp9,48 Miliar dan Ekuitas Rp84,75 miliar. Pendapatan perusahaan mencapai Rp36,64 miliar dengan laba Rp4,3 miliar. (hm)