Angka Inflasi AS, Suku Bunga The Fed dan Dampaknya ke Pasar Saham
Indeks harga konsumen AS diprediksi naik 0,3 persen pada Januari 2018, lebih cepat dari kenaikan Desember 0,1 persen
Indeks harga konsumen AS diprediksi naik 0,3 persen pada Januari 2018, lebih cepat dari kenaikan Desember 0,1 persen
Bareksa.com - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan angka inflasi bulan Januari pada Rabu mendatang pukul 20.30 WIB. Analis pasar memperkirakan indeks harga konsumen Negeri Abang Sam akan naik 0,3 persen, lebih cepat dari kenaikan Desember 2017 yang sebesar 0,1 persen.
Sementara inflasi inti diperkirakan akan meningkat 0,2 persen, atau lebih lambat dari Desember ketika harga konsumen mencatat kenaikan terbesar dalam 11 bulan. Secara tahunan, core Indeks Harga Konsumen (IHK) diproyeksikan naik 1,7 persen, dibanding 1,8 persen sebulan sebelumnya.
Harga inti dipandang Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sebagai ukuran yang lebih baik dari tekanan inflasi jangka panjang karena mereka mengecualikan kategori makanan dan energi yang mudah naik. Bank sentral biasanya mencoba untuk mengarahkan inflasi inti 2 persen atau kurang.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan inflasi akan menjadi katalis untuk mendorong The Fed menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan saat ini.
Pada saat yang sama pada hari Rabu, Departemen Perdagangan ASjuga akan mempublikasikan data penjualan eceran untuk bulan Januari. Perkiraan konsensusnya adalah bahwa laporan tersebut akan menunjukkan penjualan ritel naik 0,5 persen bulan lalu. Penjualan inti diperkirakan akan naik 0,2 persen.
Meningkatnya penjualan ritel berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, sementara penjualan yang lemah menandakan penurunan ekonomi. Belanja konsumen menyumbang pertumbuhan ekonomi AS 70 persen.
Selain laporan inflasi dan penjualan ritel, kalender ekonomi pekan ini juga dilengkapi data AS mengenai harga produsen, izin bangunan, permulaan perumahan, produksi industri, klaim pengangguran mingguan, sentimen konsumen, serta survei mengenai kondisi manufaktur di wilayah Philadelphia dan New York.
The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada Januari 2018 dan menaikkan prospek inflasi, menandakan bahwa biaya pinjaman akan terus naik di bawah kepemimpinan baru Jerome Powell.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin (0,25 persen) oleh The Fed pada pertemuan bulan Maret di probabilitas sekitar 76 persen, menurut catatan Investing.com's Fed Rate Monitor Tool.
Sementara itu, di Wall Street, pasar saham terlihat akan mengalami volatilitas lebih tinggi pekan ini karena tekanan jual yang masih tinggi pada pasar saham dengan pasar obligasi karena kenaikan suku bunga.
Indeks S&P 500 dan Dow Jones kehilangan 5,2 persen pada pekan terburuk sejak Januari 2016, karena imbal hasil obligasi AS 10 tahun terus naik ke level 3 persen. Jika pasar bergreak merosot dan berbahaya bagi ekonomi, The Fed sepertinya tetap tidak akan beralih dari rencananya untuk menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, seperti yang dikatakan oleh beberapa analis. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.