Bareksa.com – Sejumlah saham emiten terkait tambang batu bara pada perdagangan hari ini, Kamis 11 Januari 2018 menunjukkan lonjakan cukup signifikan, seiring dengan sentimen harga komoditas tersebut meningkat di dalam negeri.
Berdasarkan pengumuman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga batu bara acuan (HBA) bulan Januari 2018 untuk penjualan langsung (spot) pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$95,5 per ton.
Harga yang menjadi acuan untuk batu bara yang akan diekspor maupun digunakan di dalam negeri tersebut naik 1 persen dibandingkan harga di bulan sebelumnya. Peningkatan harga ini merupakan kelanjutan uptrend HBA selama tujuh bulan berturut-turut.
Historikal HBA Sepanjang 2017 – 2018 (US$/ton)
Mulai menguatnya harga komoditas tersebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham perusahaan yang bergerak di bidang batu bara, tak terkecuali PT Indika Energy Tbk (INDY) beserta anak usahanya yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).
Hingga pukul 09.50 WIB hari ini, harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 6,2 persen menjadi Rp3.930, PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 7,5 persen menjadi Rp2.290 dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) naik 5,4 persen menjadi Rp780 per saham.
Target Deutsche Sekuritas
Sebelumnya, pada awal Desember silam, Deutsche Sekuritas dalam riset yang telah disampaikan kepada nasabah, memberi rekomendasi beli terhadap sahamINDY, dengan target harga Rp5.000 per saham.
Lantas faktor apa saja yang mendorong Deutsche Bank memberi rekomendasi beli dengan harga Rp5.000 untuk saham INDY?
Riset Deutsche Bank menyatakan bahwa setelah mengakuisisi PT Kideco Jaya Agung, target laba Indika pada tahun 2018 dapat mencapai US$123 juta. Nilai tersebut setara dengan Rp1,74 triliun (diasumsikan US$1 setara Rp13.500).
Dengan target laba tersebut, bisa dihitung valuasi saham INDY dengan metode harga dibandingkan laba per saham (price to earning ratio/PER). (Baca : Telah Melonjak 26 Kali Lipat, Apakah Saham INDY Mahal?)
Berdasarkan laporan keuangan per September 2017, jumlah saham INDY yang beredar mencapai 5,2 miliar lembar. Maka dari itu, dapat diperoleh earning per share (EPS) saham INDY dengan proyeksi tahun 2018 itu sebesar Rp334,2 per saham.
Adapun di dalam riset, Deutsche Bank mematok harga saham INDY saat ini Rp3.930, berarti PER saham INDY saat ini hanya sebesar 11,75 kali (harga saham dibagi EPS).
Jika menggunakan PER historikal tersebut, maka asumsi harga saham INDY diperkirakan oleh Deutsche Bank tahun 2018 dapat mencapai Rp5.000. (Baca Juga : Deutsche Bank Rekomendasi Saham INDY Rp5.000, Apa Alasannya?)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau menjual suatu efek. Bareksa tidak bertanggung jawab atas keputusan investor untuk membeli dan menjual efek.