TLKM, WIKA, dan PLN Terbitkan Komodo Bond Tahun Depan Susul JSMR

Bareksa • 27 Dec 2017

an image
An employee of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) works at the service outlet of the Telkom headquarters in Jakarta in this June 11, 2010 file photo. REUTERS/Supri

Tahun ini PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menerbitkan Komodo Bond senilai US$295 juta

Bareksa.com – Sebanyak tiga badan usaha milik negara (BUMN) berencana menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah (Komodo Bond) tahun depan. Ketiga BUMN tersebut bakal menyusul PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang telah menerbitkan Komodo Bond senilai US$295 juta tahun ini.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengungkapkan, tiga BUMN yang berencana menrbitkan Komodo Bond adalah PT Pembangkit Listrik Negara (PLN), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Ketiga perusahaan pelat merah tersebut menerbitkan surat utang terkait kebutuhan pembiayaan infrastruktur.

“Semuanya inline dengan infrastruktur,” kata Gatot di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2017. (Baca : Kelebihan Permintaan, Komodo Bond Jasa Marga Berikan Kupon 7,5 Persen)

Menurut Gatot, untuk Telkom, perusahaan tersebut masih mengkaji kemungkinan menerbitkan Komodo Bond. Sebab Telkom membutuhkan dana untuk belanja modal (capital expenditure/capex) dalam negeri dan kebutuhan lainnya, seperti pembiayaan kembali utang (refinancing). (Lihat : Jasa Marga Bidik 6 Tol Waskita, Transaksi Diharapkan Tuntas Kuartal I - 2018)

Kebutuhan Dana BUMN

Secara umum, Kementerian BUMN masih membahas detil kebutuhan dana seluruh BUMN pada 2018. Meski masih mengkaji, total kebutuhan dana BUMN tahun depan diperkirakan mencapai Rp500 triliun, yang terdiri atas pembiayaan ekuitas maupun eksternal.

Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, tahun depan sebagian besar kebutuhan dana BUMN akan dipenuhi melalui penerbitan obligasi dan sekuritisasi aset. Dia mengaku tengah menghitung kebutuhan seluruh BUMN untuk 2018.

“Sekarang masih dihitung semua, kita tidak mau crowding the market,” tutur Rini. (Baca : Jasa Marga Siapkan Tiga Ruas Tol untuk Kembali Terbitkan Project Bond)

Rini mengatakan tahun depan kemungkinan BUMN bakal menerbitkan obligasi lebih banyak dari tahun ini. Kementerian BUMN akan menghitung detil pembagian penggalangan dana (fund raising) dari sejumlah instrumen. Beberapa instrumen yang tengah dikaji untuk diterbitkan oleh BUMN adalah Komodo Bond, obligasi global (global bond), sekuritisasi aset dan sindikasi pinjaman perbankan. (Lihat : Jasa Marga Masih Tunggu Hasil Rating, Wijaya Karya Segera Road Show Komodo Bond)

Sindikasi Pinjaman Perbankan

Untuk diketahui, pada hari ini, Rabu, 27 Desember 2017, PT Hutama Karya memperoleh pinjaman dari sinidikasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan perbankan senilai Rp8,06 triliun. (Baca : Paling Banyak Diborong Asing, Ini Prospek Saham TLKM)

Perbankan yang tergabung didalam sindikasi yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB Niaga (BNGA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) untuk pembangunan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

“Nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sebesar Rp16,7 Triliun. Skema pemenuhannya melalui equity Rp8,7 triliun dan loan Rp8 Triliun,” terang I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Hutama Karya.

Putra menjelaskan pihaknya sudah memenuhi porsi equity dari investasi tersebut melalui penyertaan modal negara (PMN) dan penjualan surat utang korporasi. (Lihat : Telkom Akan Akuisisi 70 Persen Saham Provider Satelit Malaysia)

“Pada 2015-2016 lalu kami mendapatkan PMN Rp2,2 Triliun, kemudian pada akhir 2016 hingga 2017 kami secara bertahap menerbitkan surat utang dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp6,5 triliun, sehingga total equity untuk proyek ini sudah close di angka Rp8,7 Triliun,” katanya.

Dengan dipenuhinya porsi equity, maka selanjutnya porsi loan dipenuhi dengan pinjaman kredit investasi dari sindikasi tujuh perbankan bersama PT SMI sebagai pemberi fasilitas cash deficiency support (CDS). (AM) (Baca : Jokowi Resmikan Tol Surabaya-Mojokerto, Bagaimana Kinerja Saham JSMR dan WIKA?)