Bareksa.com - Harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada perdagangan Selasa, 19 Desember 2017, ditutup menguat 2 persen ke level Rp7.650 per saham. Saham INDFditransaksikan 2.695 kali dengan nilai transaksi Rp119,69 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham INDF antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp21,64miliar, kemudian Bahana Sekuritas (DX) Rp13,82 miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp10,65miliar. (Baca : Saham META Ternyata Diakuisisi Perusahaan Filipina Afiliasi Grup Salim)
Analisis Teknikal INDF
Sumber : Bareksa
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan saham INDF terlihat mulai mengalami rebound setelah mendekati support area di sekitar Rp7.200 – 7.275 per saham. (Lihat : Indofood Raih Pendapatan Rp53,12 Triliun, ICBP Tumbuh 3,6%)
Pola bullish candle dengan upper shadow yang lebih panjang dibandingkan lower shadow menggambarkan saham ini bergerak cukup mixed pada perdagangan kemarin, namun cenderung menguat hingga berhasil melewati resisten di level Rp7.675 per saham. Walaupun harga saham INDF berakhir ditutup satu tick di bawah level tersebut.
Indikator volume mulai mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir mengindikasikan adanya akumulasi pembelian pada saham ini, terutama yang dilakukan oleh investor asing. Selama bulan Desember ini saja, investor asing tercatat melakukan net buy pada saham INDF senilai Rp176,59 miliar. (Baca : Berita Hari Ini: INDF Serap Belanja Modal Rp2 Triliun; Petinggi AKRA Lepas Saham)
Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak naik dan saat ini berada di level 51 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan penguatan saham ini masih cukup terbuka. Terutama mengingat momentum window dressing yang biasanya turut mengerek saham-saham blue chip seperti saham INDF.
Support saham INDF berada di level Rp7.375 per saham dan resisten di level Rp7.900 per saham. (Lihat :Meski Bagikan Dividen di Atas Rata-Rata, Saham Indofood Masih Tertekan)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut