Bareksa.com - Harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) pada perdagangan Jumat 15 Desember 2017 ditutup menguat 5,64 persen ke level Rp374 per saham. SRIL menjadi saham peringkat kedua dengan volume perdagangan terbesar sebanyak 6,18 juta lot dengan nilai transaksi Rp 228,4 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham SRIL antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp54,01 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp36,62miliar, dan CIMB Sekuritas (YU) Rp31,59 miliar. (Baca : Setelah Private Placement, Sritex Terbitkan MTN US$10 Juta)
Analisis Teknikal SRIL
Sumber : Bareksa
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal candle SRIL pada perdagangan kemarin membentuk pola bullish candle dengan long upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan sepanjang perdagangan Jumat saham ini berada di zona positif hingga sempat melewati resisten di level Rp386, walaupun belum mampu bertahan di level tersebut dan hanya mampu berakhir di level Rp374 per saham. (Lihat : Berita Hari Ini : PPRO Terbitkan Obligasi Rp1,6 T, SRIL Akuisisi Dua Perusahaan)
Indikator volume terlihat mengalami peningkatan mengindikasikan adanya kenaikan minat pembelian dari pelaku pasar. Selain itu, secara foreign flow investor asing juga tercatat melakukan net buy senilai Rp4,17 miliar. (Baca : Private Placement Usai, Sritex akan Akuisisi Perusahaan Tekstil Tahun Depan)
Indikator relative strength index (RSI) terlihat bergerak naik dan saat ini berada di level 52 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan penguatan saham ini masih cukup terbuka, terutama untuk menguji resisten terdekat di level Rp382 per saham. (Lihat : Menguat 4,5 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham SRIL)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.