Bareksa.com - PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) memperoleh pinjaman senilai Rp3,13 triliun dari UOB Kay Hian Credit Pte Ltd. Pinjaman ini digunakan untuk mengakuisisi saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) dan akan dilunasi dengan hasil dana raihan penerbitan saham baru (rights issue).
Sekretaris Perusahaan Trada Alam Minera, Asnita Kasmy menuturkan, dampak dari perolehan pinjaman tersebut adalah akan meningkatnya aset perseroan sehingga kegiatan usaha menjadi lebih produktif dan meningkatnya laba usaha. Perseroan menandatangani fasilitas pinjaman tersebut pada 21 November 2017.
"Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, perseroan wajib menyelesaikan pinjaman dalam jangka waktu 10 tahun," terang Asnita dalam keterangan resmi, Kamis, 23 November 2017.
Dia melanjutkan, perseroan akan menggunakan dana dari fasilitas pinjaman tersebut untuk membeli sebanyak 49,9 persen saham SMRU milik PT Lautan Rizki Abadi. Rencana akuisisi saham SMR Utama tersebut sebelumnya telah diungkapkan perseroan dalam keterbukaan informasi pada 12 September 2017 dan 3 November 2017.
Belum lama ini, Trada Alam Minera melangsungkan penawaran umum terbatas (PUT) melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp150 per saham dengan total raihan dana Rp5,98 triliun.
Berdasarkan prospektus tertanggal 3 November 2017, rasio yang ditetapkan dalam rights issue tersebut adalah 10 banding 41. Artinya setiap pemegang 10 saham TRAM mendapatkan 41 HMETD yang dapat membeli saham baru dengan harga rights issue tersebut.
Dalam HMETD tersebut juga disertai dengan waran seri II (WS II). Pada setiap 12 saham baru hasil rights issue tersebut melekat 1 WS II yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif pemegang saham. Adapun harga pelaksanaan WS II sebesar Rp155. Waran tersebut memiliki masa berlaku selama dua tahun enam bulan sejak 14 Juni 2018.
Selain dari penerbitan saham baru melalui rights issue, perusahaan juga berpotensi mendapat tambahan dana sebanyak-banyaknya Rp515,37 miliar dari waran yang diterbitkan. Maka, total perolehan dana sebesar Rp6,5 triliun dari aksi korporasi ini.
Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami dilusi maksimal 80,39 persen. Jika pemegang saham juga tidak melaksanakan HMETD dan WS II maka proporsi kepemilikan sahamnya akan mengalami dilusi maksimal 81,62 persen.
Hasil raihan dana akan digunakan untuk ekspansi yakni membeli saham PT Semeru Infra Energi (SIE) dan PT Black Diamond Energi (BDE). Kedua entitas itu memiliki saham di PT Gunung Bara Utama (GBU). Selain itu, hasil rights issue ini juga untuk membayar pinjaman dari UOB tersebut yang dipakai membeli sisa saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) senilai Rp3,12 triliun atau 49,9 persen modal disetor.
Aksi korporasi ini juga sekaligus mengubah lini bisnis utama perseroan dari perkapalan menjadi perusahaan pertambangan dan jasa pertambangan batu bara.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham TRAM tercatat menguat 6,16 persen ke harga Rp155 per saham. Pada pembukaan perdagangan, harga saham dijual sebesar Rp146 per saham. (hm)