Andai Punya Uang Sebanyak Setya Novanto, Hal Ini Bisa Kita Lakukan

Bareksa • 17 Nov 2017

an image
Ketua DPR Setya Novanto bersaksi dalam sidang kasus korupsi KTP elektronik (KTP-el) dengan terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Tipikor Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Selain berinvestasi, kekayaan yang dimiliki Setya Novanto sangat cukup untuk memanjakan diri

Bareksa.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto, yang kini sedang diburu Komisi Pemberantasan Korupsi, sedang ramai diperbincangkan. Selain dicari karena menjadi tersangka kasus korupsi proyek e-KTP, Ketua Umum Partai Golkar tersebut dikabarkan baru saja dirawat karena mengalami kecelakaan parah.

Politisi kelahiran Bandung 55 tahun silam tersebut ternyata memiliki harta yang cukup banyak dan sama sekali tidak memiliki utang. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari situs acch.kpk.go.id, Setya Novanto memiliki kekayaan sebesar Rp114,769 miliar dan US$49.150 (setara Rp658 juta). Angka tersebut merupakan data laporan harta terakhirnya pada 13 April 2015.

Seandainya kita memiliki uang sebanyak itu, hal apa saja yang dapat kita lakukan?

Tentu saja, alokasi uang kita pertama-tama adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Selain itu, kita juga dapat menjaga kekayaan dengan mengalokasikan uang tersebut dalam tabungan dan investasi.

Sambil mengkhayal, mari kita atur kekayaan tersebut berdasarkan praktik pengelolaan uang pada umumnya. Biasanya, komposisi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari 70 persen, 30 persen cicilan utang, 10 persen tabungan dan investasi.

Sebagian besar dari uang tersebut pasti dapat kita gunakan untuk membeli berbagai aset seperti belasan rumah, tanah dan kendaraan mewah. Selain itu, uang yang dimiliki dapat memenuhi biaya pendidikan yang sangat memadai. Bahkan, seperti Setya Novanto, kita juga dapat memanjakan diri dengan jalan-jalan ke luar negeri dan menyalurkan hobi mengoleksi jam tangan mewah.

Selain itu, kita juga perlu mengalokasikan dana untuk bayar utang dan tabungan. Namun, karena Setya Novanto tidak memiliki utang, maka pos 30 persen cicilan utang dapat dialokasikan sebagai tabungan dan investasi.

Dengan kekayaan yang dimiliki tersebut, maka porsi untuk tabungan dan investasi menjadi Rp60 miliar (dihitung dari 40 persen x (Rp114,7 miliar + US$49 ribu)).

Jika uang porsi investasi tersebut ditanamkan dalam produk investasi di pasar keuangan, berapa yang bisa dihasilkan?

Mari kita simulasikan dengan salah satu produk reksa dana pasar uang, yakni Sucorinvest Money Market Fund, yang dikelola oleh Sucorinvest Asset Management. Kita hitung jangka waktu investasi sejak Novanto melaporkan kekayaannya terakhir, yakni April 2015. 

Tabel: Simulasi Reksa Dana Pasar Uang

Sumber: Bareksa.com

Dengan simulasi investasi tersebut, didapat bahwa kini (16 November 2017), uang porsi investasi Rp60 miliar yang diinvestasikan telah mencapai Rp74,2 miliar. Berarti dalam waktu sekitar 2,5 tahun, nilai uang tersebut telah tumbuh 23,68 persen atau setara Rp14,2 miliar.

Dana tersebut tentu memberikan keuntungan yang jauh lebih tinggi ketimbang jika hanya disimpan di rekening dengan keuntungan rendah, sekitar 2 persen setiap tahunnya. Produk reksa dana pasar uang, sebagai salah satu investasi yang berisiko rendah, bisa menjadi alternatif berinvestasi yang menguntungkan.

Grafik: Keuntungan Simulasi Reksa Dana Pasar Uang

Sumber: Bareksa.com

Dengan memasukkan aktivitas investasi dalam mengatur keuangan, kita bisa menjaga nilai kekayaan kita di masa depan. Perlu diingat, investasi juga mengandung risiko. Oleh sebab itu, kita harus memahami betul produk investasi sebelum kita menanamkan modal ke produk investasi.

Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak perlu menjadi sekaya Setya Novanto untuk memulai berinvestasi di reksa dana dan menjaga kekayaan kita di masa depan. (hm)

***

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.