Ganti Nama Jadi Trada Alam Minera, TRAM Pertahankan Bisnis Kapal

Bareksa • 19 Oct 2017

an image
Manajemen PT Trada Maritime Tbk (TRAM) memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (19/10)

Perubahan nama seiring dengan rencana perseroan mengakuisisi tiga perusahaan pertambangan

Bareksa.com – Rencana PT Trada Maritime Tbk (TRAM) untuk masuk ke bisnis pertambangan semakin jelas. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), perseroan mendapat persetujuan untuk mengakuisisi PT Semeru Infra Energi (SIE), PT Black Diamond Energi (BDE), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

SIE dan BDEI merupakan perusahaan tambang batu bara, sementara SMR Utama adalah kontraktor jasa pertambangan. Untuk merealisasikan akuisisi ini, Trada akan kembali menggelar RUPSLB untuk persetujuan rencana rights issue bernilai Rp6 triliun.

Sesuai prospektus perseroan, akuisisi 99,99 persen SIE bernilai Rp504,99 miliar, sementara akuisisi 99,99 persen BDE Rp99,99 miliar. Tidak sampai disitu, dana rights issue juga langsung disuntikan ke SIE Rp1,5 triliun dan BDE Rp375 miliar.

Sisa dana rights issue lainnya juga digunakan untuk mengambil alih 6,24 miliar saham atau 49,9 persen saham SMRU Rp500 per saham. Artinya, alokasi dana rights issue untuk akuisisi SMRU Rp3,12 triliun.

Adapun rencana akuisisi 49,9 persen saham SMRU merupakan akibat dari pengambilalihan 6,26 miliar saham atau 50,1 persen saham SMRU milik PT Lautan Rizki Abadi. Untuk yang satu ini, dana akuisisi berasal dari pinjaman UOB Kay Hian Private Limited (UOB KH).

“Nanti kami gelar RUPSLB lagi sekitar 7 November untuk persetujuan rights issue,” kata Direktur Utama Trada Maritime Ismail Mahruf yang baru resmi diangkat berdasarkan RUPSLB di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2017. (Baca juga: Tiga Petinggi Trada Maritime Kompak Mengundurkan Diri Jelang RUPSLB)

Guna memuluskan rencana ini, perseroan telah menunjuk PT Ciptadana Capital sebagai financial advisor. Direktur Corporate Finance Ciptadana Oscar Harianto Malikus menyampaikan, pihaknya berharap transaksi akuisisi SIE, BDE, dan SMRU oleh Trada bisa efektif pada November mendatang.

Namun Ismail memberi catatan untuk akuisisi SMRU. “Karena ada pinjaman dari UOB KH, maka pencairannya baru bisa dilakukan setelah efektif. Jadi kemungkinan selesai pada Januari 2018,” imbuh Ismail.

Pertahankan Bisnis Perkapalan

Pada saat bersamaan, Trada Maritime juga mendapat persetujuan mengganti nama perseroan menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. Namun Ismail menegaskan, hal ini tidak berarti perseroan meninggalkan bisnis perkapalan.

Ismail bilang, sampai saat ini pihaknya masih memiliki 22 kapal yang beroperasi dengan utilisasi sebesar 80 persen. Dan dengan adanya bisnis pertambangan, usaha perkapalan ini bisa menunjang bisnis pertambangan.

“SIE dan BDE kan punya PT Gunung Bara Utama (GBU) yang akan produksi batu bara hingga 4 juta ton tahun depan. Untuk itu, maka butuh banyak kapal tongkang sebagai pengangkutannya,” terang Ismail.

Ismail menerangkan, pengangkutan batu bara GBU bisa menggunakan aset kapal milik Trada maupun pihak ketiga. Untuk itu, Ismail memperkirakan porsi pendapatan perseroan pada tahun depan dikontribusikan dari pertambangan 80 persen dan sisanya 20 persen dari bisnis kapal.

“Pada intinya, kegiatan usaha pertambangan ini kan di anak usaha. Tapi tidak menutup kemungkinan Trada juga akan buka usaha tambang secara langsung,” imbuh Ismail. (hm)