Jika Holding Jasa Keuangan Terbentuk, Apa Saja Target dan Agenda Bank BUMN?
BBRI segera akuisisi Bahana Artha Ventura, BBTN segera bentuk unit usaha asuransi jiwa dan akuisisi manajer investasi
BBRI segera akuisisi Bahana Artha Ventura, BBTN segera bentuk unit usaha asuransi jiwa dan akuisisi manajer investasi
Bareksa.com - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk holding jasa keuangan bakal dikebut agar terealisasi tahun ini. Bank-bank milik pemerintah yang akan berada di bawah holding tersebut menyatakan akan tetap melanjutkan agenda bisnis dan program kerjanya. Di antaranya termasuk target akuisisi atau pembentukan unit usaha baru.
Langkah itu dengan mempertimbangkan proses pembentukan anak usaha tidak menganggu pembentukan holding dan telah mendapat persetujuan Kementerian BUMN. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, menjelaskan PT Bahana Artha Ventura yang sebelumnya berada di PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) direncanakan akan menjadi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
"Proses Bahana Artha Ventura bisa ke BRI tahun ini, jatuhnya beli saham,” ujar dia di Jakarta, Rabu lalu. (Baca : Pembentukan Holding BUMN Perbankan dan Jasa Keuangan Dikebut Tahun Ini)
Promo Terbaru di Bareksa
Gatot mengungkapkan, pengalihan Bahana Artha Ventura di bawah BRI bertujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit komersial, kredit usaha rakyat (KUR), dan program pemerintah yang ada bisa dilaksanakan dengan lebih optimal.
"Tahap awal 35 persen sahamnya yang akan dibeli. Kami evaluasi dulu, kan Indonesia ada 27 provinsi, kami mapping dulu mana yang bagus, dilihat supaya bisa mayoritas," terang dia.
BRI akan Akuisisi Bahana Sekuritas
Selain akuisisi Bahana Artha Ventura, BRI juga berencana mengakuisisi PT Bahana Sekuritas. Namun berbeda dengan akuisisi Bahana Artha Ventura, akuisisi Bahana Sekuritas akan menunggu pembentukan holding jasa keuangan. (Lihat : Jelang Pembentukan Holding, Saham Energi dan Tambang BUMN Terus Tertekan)
"Untuk yang sekuritas menyusul, lihat kondisi dulu, kami fokus holding keuangan dulu,” ungkap dia.
Direktur BRI, Sis Apik Wijayanto, menjelaskan pihaknya menunggu persetujuan Kementerian BUMN sebelum mengakuisisi Bahana Artha Ventura.
“Kami sekarang sedang due dilligence, mudah-mudahan bisa, sekarang sedang persetujuan Kementerian BUMN,” ungkap dia.
Senada dengan Gatot, menurut Sis, akuisisi Bahana Artha Ventura tersebut akan dilakukan sebelum akhir 2017. Sebab rencana tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) BRI tahun ini. (Baca : BRI Umumkan Stock Split, Saham BBRI Tertekan Dijual Asing Rp 7,8 Miliar)
Rencana BTN Bentuk Unit Usaha Asuransi
Selain BRI, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang berada dalam holding keuangan juga berencana membentuk anak usaha baru. Direktur BTN, Mahelan Prabantarikso, menjelaskan pihaknya berencana membentuk perusahaan asuransi jiwa bersama dengan Jasindo yang diperkirakan bisa berdiri pada awal Desember 2017.
Sementara anak usaha lain, yaitu multifinance dan manajemen investasi pada kuartal I 2018, melalui akuisisi anak usaha di bawah PT Danareksa. Terakhir, BTN juga akan mengakuisi satu perusahaan asuransi umum pada kuartal I tahun depan.
“Untuk anak usaha multifinance tidak akan berbenturan dengan holding, karena multifinance tersebut dibangun untuk membantu orang-orang berpenghasilan rendah atau Rp 4 juta ke bawah untuk mendapatkan rumah,” kata dia. (Lihat : Konglomerasi Keuangan akan Bertambah Jadi 51 Perusahaan, Ini Rinciannya)
BBNI Suntik Modal Anak Usaha
Direktur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Rico Rizal Budidarmo, mengungkapkan perseroan menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk pembentukan anak usaha baru dan menyuntik anak usaha yang sudah ada. Dia merinci, sebesar Rp 1 triliun akan dikucurkan untuk PT. BNI Syariah sebelum akhir 2017. Kemudian Rp 300-500 miliar akan digunakan untuk membentuk perusahaan aset manajemen.
"Kalau untuk aset manajemen bisa terealisasi tahun depan,” kata dia.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, menambahkan untuk usaha modal ventura, pihaknya belum memiliki rencana ke arah tersebut. Memang saat ini, lini usaha tersebut cukup prospektif. Namun demikian, dia tidak mau terbawa arus seperti perusahaan lain yang sudah mendirikannya.
”Saya pikir kalau sudah ada yang lain, kami bisa manfaatkan juga,” ucap dia.
Dia melanjutkan, mengenai holding keuangan, sampai saat ini sudah tidak memiliki kendala yang berarti. Begitu mengenai Peraturan Pemerintah No. 72 yang menjadi landasan pembentukan holding jasa keuangan. ”Hanya istilahnya karena kita orang Timur, jadi harus minta izin dalam bentuk peraturan menteri yang dikeluarkan oleh kementerian lain,”ungkap dia. (Baca : Pembentukan Holding 8 BUMN Bank dan Jasa Keuangan Diprediksi Rampung Tahun Depan)
Konsultasi dengan DPR
Menurut rencana, pembentukan holding jasa keuangan akan dilakukan pada tahun ini. Mengenai konsep holding, Gatot mengaku sudah matang dan tinggal melakukan konsultasi dengan komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. (Lihat : 8 BUMN Perbankan dan Jasa Keuangan Tandatangani Komitmen Pembentukan Holding)
"Tahun in harus selesai, yang pertama tambang dan energi. Keuangan juga menyusul tahun ini, persiapan sudah matang tinggal konsultasi dengan Komisi VI saja," kata dia.
Adapun struktur holding jasa keuangan tersebut, yakni empat bank BUMN yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Selain itu terdapat pula PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN). Sedangkan yang menjadi induk holding adalah PT Danareksa. (K09) (Baca : Kata Dirut BBRI dan BBTN Soal Implementasi Holding BUMN Bank dan Jasa Keuangan)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.