Bareksa.com - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bakal mengincar proyek ruas tol baru sepanjang 300 kilometer (km). Sebelum mencari proyek baru, perseroan akan menuntaskan divestasi 10 ruas tolnya terlebih dahulu.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhamad Choliq menjelaskan, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp30 triliun untuk membangun ruas tol baru sepanjang 300 kilometer. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp10 triliun di antaranya merupakan kebutuhan dana berupa ekuitas.
"Kita butuh new equity Rp10 triliun untuk tiga tahun mendatang," kata dia di Jakarta, Kamis malam, 5 Oktober 2017.
Yang jelas, Waskita akan mulai kembali berinvestasi setelah kondisi finansial perseroan sehat. Saat ini, perseroan memiliki dana hanya untuk proyek-proyek yang dimiliki.
Waskita Karya telah memiliki dana sebesar Rp16 triliun untuk mengerjakan proyek sampai akhir tahun ini. Choliq juga memastikan kebutuhan dana perseroan untuk tahun depan sudah terpenuhi.
Sementara itu, perseroan masih dalam proses penjajakan divestasi 10 ruas tolnya. Sejumlah opsi tengah dikaji, termasuk melalui penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham anak usahanya.
Choliq tidak menjelaskan secara detil target perolehan dana dari penjualan ruas tol tersebut. Akan tetapi, dia menuturkan bahwa nilai investasi untuk membangun 10 ruas tol porsi Waskita sepanjang 500 km adalah Rp45 triliun.
"Dua pertiga dari nilai itu adalah pinjaman bank," terangnya.
Untuk opsi divestasi ruas tol melalui IPO saham, Waskita mempertimbangkan melepas anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) ke publik. Satu opsi lainnya adalah menggabungkan (merger) anak usaha WTR dengan anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) terlebih dahulu sebelum perusahaan baru itu go public.
Perseroan belum memastikan keputusan melepas langsung saham mayoritas perusahaan jalan tolnya atau sebagian sahamnya saja. Namun, biasanya saat IPO saham perusahaan tersebut akan menerbitkan 40 persen saham baru.
"Jika 40 persen dilepas terlebih dahulu kita memiliki ruang menjual saham anak usaha jalan tol saat harga sedang naik," ujarnya. Perseroan menargetkan divestasi ruas tol perseroan tuntas pada semester I-2018.
Terkait proyek tol, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan, BUMN telah berupaya optimal untuk menggarap proyek-proyek jalan tol yang selama ini tidak dijalankan oleh pihak swasta. Pada 1996 pemerintah telah menerbitkan izin pembangunan ruas tol Trans Jawa, tetapi proyek tersebut belum terealisasi sepenuhnya.
"Tetapi pertengahan tahun depan Trans Jawa akan tersambung, dari Merak hingga Probolinggo sepanjang 1.270 km," ujar dia. (hm)