Indonesia Naik Peringkat Kemudahan Berbisnis, Ini Strategi Persiapan Modal Usaha
Perlu strategi khusus agar modal usaha dapat terkumpul dengan cukup dan memenuhi target yang diinginkan
Perlu strategi khusus agar modal usaha dapat terkumpul dengan cukup dan memenuhi target yang diinginkan
Bareksa.com – Stabilnya kondisi perekonomian memberikan peluang yang cukup menjanjikan dalam hal berbisnis di Indonesia. Terlebih, dalam laporan teranyarnya terkait kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EODB) 2018, Bank Dunia menaikkan peringkat Indonesia ke posisi 72, naik 19 peringkat dibandingkan posisi sebelumnya.
Adapun pada peringkat EODB 2017, Indonesia masih menempati posisi ke 91. Dalam laporan yang dipublikasikan Rabu, 1 November 2017 kemarin, Indonesia mengantongi skor 66,47 atau naik 2,25 dibanding tahun lalu.
Ease of Doing Business (EODB) adalah survei tahunan yang dilakukan Bank Dunia yang mencerminkan daya tarik investasi dari segi kebijakan pemerintah. Dalam hal ini, Indonesia harus bersaing dengan 190 negara lainnya agar dapat meraih anggapan sebagai tempat yang paling nyaman dalam hal berinvestasi.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam berbisnis ataupun berinvestasi biasanya banyak orang memiliki hambatan dalam hal permodalan di awal. Padahal, banyak contoh bisnis yang tidak harus memiliki modal yang cukup besar terlebih dahulu untuk memulainya.
Sebut saja bisnis menjahit, modal yang dibutuhkan dalam bisnis ini hanyalah sebuah mesin jahit dan keterampilan dalam menjahit. Hanya dengan sebuah mesin jahit, Anda sudah dapat memulai bisnis ini.
Anda dapat mengawalinya dari jasa pengecilan pakaian atau pemotongan celana ataupun pemasangan aksesoris pada pakaian. Bila pelanggan sudah mulai banyak, Anda dapat menawarkan jasa desain baju hingga menjahitkan pakaian untuk pelanggan.
Dengan keterampilan yang dimiliki, Anda sudah dapat menghasilkan uang dengan hanya berbisnis dari rumah seperti contoh tersebut. Jika dirasa modal usaha yang dibutuhkan cukup besar, mulailah untuk menabung atau berinvestasi sejak dini.
Agar uang dapat segera terkumpul dan dipergunakan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. Namun, memiliki modal usaha yang memadai tidaklah cukup jika hanya mengumpulkan dana dengan menabung biasa di bank.
Perlu strategi khusus agar uang dapat terkumpul dengan cukup dan memenuhi target yang diinginkan. Cara yang patut ditempuh yakni dengan berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil cukup menarik namun dengan tingkat risiko relatif rendah adalah reksa dana.
Sebut saja, sejak dua tahun lalu Anda mulai mengumpulkan uang dengan menabung biasa di bank dengan asumsi bunga 2 persen per tahun. Anda pun menyisihkan uang setiap bulannya sebesar Rp300 ribu. Maka dalam waktu 2 tahun uang tersebut akan terkumpul sekitar Rp7,44 juta.
Namun, lain cerita jika Anda mengambil strategi dengan menabung di reksa dana. Dengan kurun waktu yang sama dan nilai penyisihan uang per bulan yang sama yakni sebesar Rp300 ribu, Anda bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp8 juta. Kok bisa? Simak simulasi berikut ini;
Misal saja sejak dua tahun lalu tersebut Anda sudah berinvestasi di salah satu reksa dana pendapatan tetap yaitu Syailendra Fixed Income Fund dengan nilai investasi awal sebesar Rp100 ribu dan rutin menambah dana (top up) setiap bulannya sebesar Rp300 ribu tiap tanggal 1 dengan cara autodebet, seperti yang tampak pada grafik berikut.
Sumber : Bareksa.com
Hasilnya, uang yang jika Anda tempatkan di bank dengan asumsi bunga 2 persen selama dua tahun tersebut semula hanya terkumpul sekitar Rp7,44 juta, jika diinvestasikan di reksa dana pendapatan tetap, uang tersebut telah berkembang menjadi Rp8,04 juta atau tumbuh sekitar 10,21 persen hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Dengan begitu, Anda sudah memiliki dana untuk permodalan usaha dari menabung di reksa dana hanya dalam waktu 2 tahun. Sebab hasil menabung di reksa dana jauh lebih besar jika dibandingkan hanya menabung biasa di bank. Selengkapnya lihat simulasi hasil investasi pada grafik berikut.
Sumber : Bareksa.com
Seperti terlihat di dalam grafik, uang yang ditanamkan tersebut memberikan imbal hasil (return) sebesar Rp745.237. Bandingkan dengan jumlah bunga di tabungan hanya sekitar Rp144.000, yang belum dipotong pajak dan biaya administrasi. Perlu diingat, investasi reksa dana ini sudah tidak perlu bayar pajak dan administrasi karena semuanya sudah terangkum dalam nilai aktiva bersih (NAB).
Ayo berinvestasi di reksa dana untuk mengumpulkan modal berbisnis yang lebih besar. (hm)
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.