November, KAI Bakal Dapat Pinjaman Rp19 Triliun untuk LRT
Bakal ada sekitar tujuh institusi keuangan yang bakal terlibat pembiayaan
Bakal ada sekitar tujuh institusi keuangan yang bakal terlibat pembiayaan
Bareksa.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal memperoleh pinjaman sekitar Rp19 triliun dari sekitar tujuh institusi keuangan domestik dan asing. Perseroan memperkirakan financial close pinjaman tersebut akan ditandatangani pada November 2017.
Direktur Komersial Kereta Api Indonesia, Muhammad Kuncoro Wibowo mengungkapkan, KAI membutuhkan dana sebesar Rp27 triliun untuk membangun kereta ringan (light rail transit/ LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Dari kebutuhan dana tersebut sebesar Rp7,6 triliun berupa ekuitas dari penyertaan modal negara (PMN) dan sisanya dari pinjaman.
"Untuk PMN sedang proses di Kementerian Keuangan," ujarnya di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Dia melanjutkan, perseroan sedang memproses kebutuhan dana pinjaman untuk proyek itu. Bakal ada sekitar tujuh institusi keuangan yang bakal terlibat pembiayaan, yakni tiga bank badan usaha milik negara (BUMN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT CIMB Niaga Tbk (BNGA), Black Rock dan satu perusahaan keuangan asal Singapura.
Menurut Kuncoro sebenarnya ada dua perusahaan asal Singapura yang sedang antre untuk memberikan pinjaman keapada perseroan. Namun, dia menyebut bahwa Black Rock dan institusi keuangan asal Singapura tersebut akan pasti masuk dalam konsorsium pembiayaan.
Dalam mengerjakan proyek LRT Jabodebek, KAI tidak akan mendapatkan suntikan ekuitas dari pihak luar. Kebutuhan ekuitas proyek tersebut hanya akan dipenuhi oleh tambahan uang dari negara.
Karena bakal berinvestasi jumbo pada proyek LRT dalam waktu dekat, KAI memproyeksikan jumlah utang perseroan pada 2019 akan meningkat signifikan. Puncaknya, total utang KAI pada 2019 diprediksi bakal mencapai sekitar Rp24,39 triliun.
Dia mengakui bahwa jumlah utang tersebut cukup besar bagi perseroan. Di sisi lain, bisnis model dalam proyek LRT Jabodebek berbeda dibandingkan dengan proyek lainnya.
Dalam proyek tersebut, KAI berlaku sebagai investor. Padahal biasanya perseroan berposisi sebagai operator sedangkan pembangunan infrastrukturnya dibangun pemerintah.
Saat ini pendapatan perseroan berasal dari penjualan tiket penumpang dan hanya sebesar 3 persen dari total pendapatan berasal dari iklan di kereta. Sementara, proyek transit oriented development (TOD) belum bisa pasti dihitung kontribusi pendapatannya.
Di sisi lain, harga tiket LRT Jabodebek sebesar Rp12.000, belum cukup untuk mengembalikan nilai investasi pembangunan infrastruktur LRT itu sendiri. Maka, saat ini pemerintah tengah menggodok peraturan subisdi baru untuk memenuhi kebutuhan dana KAI.
"Akan ada pola subsidi baru untuk KAI, berbeda dengan subsidi yang ada sekarang karena kita berinvestasi," katanya.
Luncurkan Obligasi
KAI juga bakal menerbitkan Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017 senilai Rp2 triliun. Obligasi tersebut akan diterbitkan dalam dua seri, seri A dengan tenor lima tahun dan seri B dengan tenor tujuh tahun.
KAI menawarkan obligasinya dengan kisaran kupon untuk seri A sebesar 7,25-8 persen dan seri B dengan sebesar 7,5-8,35 perseroan. Obligasi perseroan memperoleh peringkat (rating) AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Rencananya, penawaran umum obligasi akan berlangsung pada 14-16 November mendatang. Sementara pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 22 November 2017. (hm)
Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan BCA Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi aksi tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.