Pembentukan Holding 8 BUMN Bank dan Jasa Keuangan Diprediksi Rampung Tahun Depan

Bareksa • 31 Aug 2017

an image
Dirut BRI Suprajarto (kiri) didampingi Wadirut Sunarso (kanan) memaparkan kinerja Bank BRI semester I 2017 di Jakarta, Kamis (3/8). Pada semester I tahun 2017, Bank BRI berhasil meraih laba sebesar Rp13,4 triliun atau naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Belum ada rencana bank ataupun perusahaan jasa keuangan untuk RUPS soal pembentukan holding

Bareks.com - Pembentukan holding perbankan dan jasa keuangan diperkirakan belum bisa terwujud pada 2017. Sebab setelah 8 bank dan perusahaan jasa keuangan badan usaha milik negara (BUMN) menandatangani komitmen bersama mengenai pembentukan holding tersebut, masih banyak hal yang harus dipersiapkan.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Suprajarto, mengungkapkan komitmen bersama di antara bank dan perusahaan jasa keuangan tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan holding. Setelah itu, banyak hal yang akan dilakukan bank dan perusahaan jasa keuangan BUMN.

"Macam-macam yang akan dilakukan setelah ini, masih banyak hal yang semuanya bersifat persiapan sebelum holding terbentuk," ujar dia di Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2017.

Suprajarto menilai, pembentukan holding ini tidak bisa rampung pada 2017 karena sampai saat ini, belum ada rencana bank ataupun perusahaan jasa keuangan untuk melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) perihal pembentukan holding tersebut.

"Kalau mau RUPS minimal persiapan dua bulan sebelumnya," jelas dia.

Setelah pembentukan holding ini, Suprajarto berharap banyak manfaat yang bisa diperoleh bank dan perusahaan jasa keuangan. Adapun manfaat tersebut adalah dari segi kolaborasi, efisiensi dan penggunaan teknologi. (Baca juga : 8 BUMN Perbankan dan Jasa Keuangan Tandatangani Komitmen Pembentukan Holding)

Konsep Holding Sudah Matang

Direktur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Anggoro Eko Cahyo, menjelaskan komitmen bersama tersebut merupakan komitmen dari perusahaan-perusahaan agar bisa segera merealisasikan holding.

"Secara konsep kan sudah matang, makanya kemarin itu stakeholder yang terlibat dikumpulkan agar bisa membicarakan bagaimana merealisasikannya," ujar dia.

Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Iman Nugroho Soeko, mengungkapkan komitmen bersama tersebut sudah ditandatangani sejak 14 Agustus lalu. Dalam komitmen tersebut berisi tiga komitmen para petinggi bank dan perusahaan jasa keuangan.

Adapun inti dari komitmen tersebut adalah komitmen dari para pihak terlibat untuk mengerahkan kemampuannya untuk mengimplementasikan proyek pembentukan holding bank dan jasa keuangan. Ada sekitar 45 pemimpin bank dan perusahaan jasa keuangan yang turut menandatangani komitmen. Dari sisi pemerintah, ada nama Gatot Trihargo dan Rini Soemarno. (Baca juga : Kata Dirut BBRI dan BBTN Soal Implementasi Holding BUMN Bank dan Jasa Keuangan)

"Benar ada komitmen seperti itu," ujar Gatot yang merupakan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN.

Delapan perusahaan yang menandatanagani komitmen adalah PT Danareksa, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PMN) dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.

Untuk diketahui, pemerintah sebelumnya berencana membentuk holding BUMN perbankan. Saat itu Danareksa ditunjuk menjadi induk perusahaan (holding) atas empat bank BUMN yakni BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN.

Namun soal holding BUMN perbankan yang digabung dengan jasa keuangan ini belum ada penjelasan lebih lanjut dari Kementerian BUMN. Nantinya pembentukan holding BUMN tersebut masih menunggu terbitnya peraturan pemerintah sebagai payung hukum. (K09)