Bareksa.com – PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) atau NKE ingin membuktikan adanya proses hukum yang dialaminya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak banyak mengganggu kegiatan bisnisnya. Cara pembuktian perseroan adalah dengan memperlihatkan keterlibatan dalam beberapa proyek.
Yang terbaru, emiten yang sebelumnya bernama PT Duta Graha Indah ini menyampaikan proses pembangunan gedung World Capital Tower (WCT) di Mega Kuningan, Jakarta. Dalam keterangannya, perseroan mengaku telah menyelesaikan pembangunan struktur 52 lantai dari 54 lantai ini.
“Struktur 52 lantai sudah selesai sejak Mei 2017, sedangkan dua lantai lainnya tengah dalam finalisasi desain crown. Sesuai kontrak, proyek ini akan diserahkan kepada pemilik pada awal 2018,” ungkap Sekretaris Perusahaan NKE Johan Halim, Senin, 28 Agustus 2017.
WCT dimiliki Pollux Properties, salah satu perusahaan properti dunia yang berbasis di Singapura. WCT akan digunakan untuk perkantoran yang dilengkapi dengan ruang ritel serta sarana hiburan berkelas international.
"Penunjukkan NKE sebagai kontraktor proyek WCT merupakan bukti pengakuan dunia international terhadap hasil karya anak negeri. Kami bangga bisa terus berkontribusi dalam penguatan ekonomi nasional, khususnya di sektor kontruksi nasional," ujar Johan.
Jual Beli Listrik
Johan mengatakan, selama lebih dari tiga dasawarsa terjun ke bisnis kontruksi nasional, NKE telah berhasil membangun sejumlah gedung yang kemudian menjadi ikon nasional. Contohnya gedung Bursa Efek Indonesia dan BCA Tower di sekitar Bundaran Hotel Indonesia.
Pada 24 Agustus 2017, manajemen NKE juga menyampaikan akan segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Tongar di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat. Rencana ini merupakan bagian dari penandatanganan kontrak jual beli listrik antara perseroan dengan PLN pada awal Agustus lalu.
Johan menyampaikan, PLTM Tongar memiliki kapasitas 6 megawatt (MW). PLTM itu akan dikerjakan anak usaha NKE yakni PT Inti Duta Energi (IDE) dan ditargetkan selesai pada 2021.
Selain PLTM Tongar, IDE juga memiliki konsesi proyek PLTM di enam lokasi dengan total kapasitas 40 MW. Dari enam lokasi itu, tiga di antaranya sudah mengajukan PPA. “Kami berharap, dua proyek lainnya sudah bisa dapat PPA pada akhir tahun. Sehingga total kapasitas PLTM yang bisa kami bangun mencapai 18 MW,” tambah Johan.
Harga Saham DGIK
Penyampaian manajemen NKE mengenai proyek yang tengah dikerjakan cukup menjadi sentimen positif bagi saham DGIK. Paling tidak, dalam tiga hari terakhir 23, 24, dan 25 Agustus 2017. Pada periode itu, harga saham DGIK melonjak 38,42 persen dari Rp 58 pada 22 Agustus 2017 menjadi Rp 82.
Sayang, pada perdagangan hari ini, saham DGIK mengalami tekanan. Hingga pukul 15:18 WIB, posisi harga saham DGIK ada pada Rp 80 atau turun 2,44 persen.
Grafik: Intraday Saham DGIK 28 Agustus 2017 Hingga Pukul 15:07 WIB
Sumber: Bareksa.com
Sepanjang hari ini, saham DGIK sempat menyentuh level tertinggi Rp 85 dengan level terendah Rp 78. Adapun nilai transaksi saham DGIK mencapai Rp 8,02 miliar dengan volume 985.889 lot.