BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Saham 4 BUMN Kontruksi Ini Longsor Padahal Kinerja Cemerlang, Mana Lebih Unggul?

18 September 2017
Tags:
Saham 4 BUMN Kontruksi Ini Longsor Padahal Kinerja Cemerlang, Mana Lebih Unggul?
Pekerja memulai pemasangan kontruksi persiapan pembangunan jalan layang non-Tol Kapt.Tendean-Ciledug di Jakarta, Senin (2/3). Pembangunan jalan layang non-Tol untuk bus transjakarta Koridor XIII Ciledug-Tendean tersebut akan dimulai pada April mendatang. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Keempat BUMN mengantongi laba tumbuh lebih dari dua kali lipat

Bareksa.com - Empat emiten konstruksi pelat merah memiliki kinerja yang terbilang cukup baik tahun ini. Setelah keempat badan usaha milik negara tersebut mendapat penyertaan modal Negara (PMN) dan proyek strategis dari berbagai rencana pemerintahan Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menitikberatkan pembangunan di sektor infrastruktur. Namun harga saham emiten-emiten justru ambrol dalam setahun terakhir.

Dalam satu tahun terakhir, saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) justru longsor hingga 47,78 persen. Tidak berbeda saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) harus longsor 36,12 persen.

Kemudian PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) juga anjlok 32,78 persen tertekan pembatalan divestasi jalan tol milik anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) pekan lalu. Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga turun 19,37 persen. (Baca juga : Waskita Karya Kembali Tawarkan 10 Ruas Tol ke Investor, WSKT Siapkan Langkah Ini)

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Harga Saham Emiten Kontruksi 1 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Lantas bagaimana kinerja empat emiten kontruksi tersebut?

Dari segi raihan kontrak baru, sampai dengan akhir Agustus pencapaian terbaik diperoleh WSKT dengan meraup kontrak baru Rp 43 triliun. Pencapaian tersebut setara dengan 71,7 persen dari target perseroan tahun ini sebesar Rp 60 triliun.

WIKA mengantongi kontrak baru sekitar Rp 30,76 triliun atau 71 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 43,25 triliun. PTPP dan ADHI baru berhasil mengantongi kontrak masing-masing Rp 24,1 triliun (59,5 persen dari target) dan Rp 8,9 triliun (42,3 persen dari target). (Lihat juga : Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Beroperasi, Ini Dampaknya ke Saham WIKA)

Grafik: Kontrak BUMN Konstruksi

Illustration

sumber: Perusahaan, diolah Bareksa

Namun perlu diketahui target kontrak baru WSKT tersebut telah direvisi. Awalnya, manajemen menargetkan perolehan kontrak baru hingga Rp 80 triliun hingga akhir tahun. Revisi tersebut dilakukan lantaran banyak komposisi proyek yang sebagian berubah. Kontrak yang tadinya sudah didapat pada tahun ini, pelaksanaannya mundur menjadi Tahun 2018.

Dengan keunggulan kontrak, WSKT juga cemerlang di segi pendapatan dan laba. WSKT berhasil mendapatkan pendapatan pada semester I 2017 sebesar Rp 15,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8 triliun. (Baca : Sepanjang 2017 Saham WSKT Anjlok 27,65 Persen, BUMN Konstruksi Lain juga Ambrol)

Hal tersebut mendorong laba sampai dengan Semester I 2017 menjadi Rp 1,23 triliun meroket 219 persen dari periode sebelumnya yang hanya mengantongi laba Rp 586 miliar.

Sementara PTPP berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 8,1 triliun dari sebelumnya Rp 6,5 triliun, naiknya pendapatan menopang laba perusahaan menjadi Rp 572 miliar atau naik 161 persen dari sebelumnya Rp 355,3 miliar

Laba ADHI pun berhasil naik 236 persen menjadi Rp 131 miliar dari sebelumnya hanya mengantongi laba sebesar Rp 55,5 miliar. (Baca : WSKT Sentuh Level Terendah di 2017, Waktunya Beli Saham Waskita Karya?)

Grafik: Perbandingan Pendapatan & Pertumbuhan Laba BUMN Konstruksi

Illustration

*Data WIKA Menggunakan Data Kuartal I-2017 Karena Belum Menyampaikan Laporan Keuangan Semester I-2017

sumber: Perusahaan, diolah Bareksa

Sementara laba WIKA yang baru mengeluarkan laporan keuangan kuartal I 2017 berhasil naik 345 persen menjadi Rp 245 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 71 miliar. (Baca : Saham WSKT Longsor 11,27 Persen, Ini Analisis Kinerja Waskita Karya)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua