BERITA HARI INI: Wintermar Akan Disuntik Modal USD 7 Juta

Bareksa • 09 Aug 2017

an image
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (26/7). Kementerian Perdagangan menyatakan terhitung mulai dari Januari sampai Juni 2017 Indonesia telah mendapatkan keuntungan dari ekspor US$ 7,63 miliar, dimana nilai ekspor sebesar US$ 79,96 miliar dan biaya impor US$ 72,33 miliar. (ANTARA FOTO/Vidi H Simanjuntak)

JSMR menjajaki rencana penerbitan global bond berkisar USD 200 - 300 juta

Bareksa.com – Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi global, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Lelang SUN

Lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa 8 Agustus 2017 meraih penawaran tertinggi sepanjang tahun ini, yakni Rp 58,62 triliun. Dalam lelang kemarin, pemerintah memenangkan lelang sesuai target maksimal yakni Rp 22,50 triliun. Ada lima seri surat utang yang ditawarkan kepada investor dalam lelang kemarin yakni SPN12171109, SPN12180809, FR0061, FR0074 dan FR0075.

lima seri tersebut mendapatkan penawaran dari investor masing-masing senilai Rp 8,14 triliun, Rp 11,36 triliun, Rp 16,45 triliun, Rp 7,94 triliun dan Rp 14,73 triliun. Sedangkan nominal yang dimenangkan oleh pemerintah pada masing-masing seri tersebut sebesar Rp 5 triliun, Rp 5 triliun, Rp 5,05 triliun, Rp 1,05 triliun dan Rp 6,4 triliun.


PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 

PTBA mengincar potensi-potensi tambang baru. Emiten pelat merah ini akan mengincar lokasi yang berada di luar pulau Sumatera. Salah satu yang dibidik yakni Kalimantan. Arviyan Arifin Direktur Utama PTBA menyatakan lokasi tambang di Sumatera saat ini sudah cukup banyak. Kemungkinan, simpanan cadangan batubara sudah cukup besar.

Pihaknya membidik Kalimantan lantaran dinilai memiliki cadangan batubara yang besar. Dia menyatakan, keputusan menguasai blok tambang menjadi strategi untuk menambah cadangan batubara. 

PT Wintermar Offshore Tbk (WINS) 

WINS telah mendapat restu dari para pemegang saham untuk mencari pendanaan dari investor strategis. Dana hasil aksi korporasi tersebut rencananya akan digunakan perusahaan untuk menambah modal kerja.

Pemegang saham WINS telah menyetujui rencana penerbitan saham baru berbentuk non-HAMETD (tanpa hak memesan efek terlebih dahulu) atau private placement sebanyak 400 juta lembar saham atau setara 9 persen dari total modal disetor.

Direktur Utama WINS Sugiman Layanto pun menambahkan, perusahaan membidik dana minimum sebesar US$ 7 juta dari aksi korporasi ini. Jumlah ini didasarkan pada harga minimum saham baru yang telah ditetapkan perusahaan sebesar Rp 258,48 per lembar saham.

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 

JSMR menjajaki rencana penerbitan global bond berdenominasi rupiah. Upaya ini merupakan salah satu langkah yang digunakan perseroan untuk masuk ke pasar luar negeri. Target penawarannya, berkisar US$ 200 juta - US$ 300 juta ekuivalen rupiah.

Melalui penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah ini, JSMR berharap bisa menjaga likuiditas dengan membuka jalan menuju pasar global. Saat ini JSMR menargetkan dana sebesar Rp 8 triliun untuk kebutuhan masa mendatang. Sebagian kebutuhan sudah terpenuhi, JSMR menunggu Rp 5 triliun lagi.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 

AALI mencatatkan kenaikan produksi CPO sebesar 13,7 persen ke angka 762.000 ton. Di periode yang sama tahun sebelumnya, produksi AALI berada di angka 670.000 ton.

Kenaikan ini juga diiringi dengan kenaikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) 23,1 persen menjadi 2,5 juta ton di pertengahan tahun 2017. Di tahun sebelumnya produksi tandan buah segar AALI berjumlah 2 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Di semester pertama 2017 AALI mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 8,55 triliun atau naik 34,7 persen jika dibandingkan dengan pendapatan AALI di tahun sebanyak Rp 6,35 triliun. Sementara itu, laba bersih perusahaan juga mencatatkan kenaikan 31,7 persen ke angka Rp 1,04 triliun.

PT Timah (Persero) Tbk (TINS)

TINS segera menerbitkan obligasi dan sukuk dengan target penggalangan dana sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal III/2017. Direktur Keuangan Timah Emil Emindra mengatakan emisi surat utang korporasi akan dilakukan secara bertahap pada periode 2017-2018. Untuk tahap pertama, nilainya mencapai Rp1,5 triliun.

Emiten berkode saham TINS ini menggunakan laporan keuangan Maret 2017 sebagai basis kondisi keuangan. TINS telah menujuk empat sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter) obligasi dan sukuk, yakni Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, BNI Sekuritas dan DBS Vickers Securities.

PT Metropolitan Land Tbk (MLTA)

MLTA berencana menambah utang perbankan baru sedikitnya Rp300 miliar pada semester kedua tahun ini untuk mendukung permodalan perseroan. Olivia Surodjo, Direktur Metropolitan Land mengungkapkan, perseroan tahun ini mengganggarkan total capex senilai Rp540 miliar. 

HIngga Juli, perseroan sudah merealisasikan belanja modal senilai Rp258 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp190 miliar dialokasikan untuk belanja lahan.