Harga Batu Bara Bangkit, Indeks Saham Tambang Beri Return 24,2 Persen
Berikut 5 Saham yang menjadi penopang naiknya indeks pertambangan
Berikut 5 Saham yang menjadi penopang naiknya indeks pertambangan
Bareksa.com - Saham sektor pertambangan mulai bangkit, seiring dengan pemulihan harga komoditas tambang. Saham-saham industri batu bara menjadi penopang indeks dengan kinerja yang fantastis sejak satu tahun ini.
Indeks sektor pertambangan (mining index) di Bursa Efek Indonesia mencatat return 24,2 persen selama satu tahun terakhir. Performa tersebut mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 9,8 persen year to date.
Grafik: Pergerakan IHSG dan Indeks Pertambangan Selama 1 Tahun
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Saham-saham industri batu bara mencatat peningkatan harga yang paling besar selama satu tahun ini sehingga menopang pergerakan indeks.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memimpin dengan naik sebesar 325 persen dalam satu tahun terakhir menjadi Rp 328 per saham pada penutupan perdagangan Kamis, 27 Juli 2017 kemarin. Lonjakan itu diikuti oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk meroket 213 persen ke level Rp 740. Selanjutnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatat return 78,24 persen. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 67,3 persen dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menjadi meningkat 69,8 persen ke level Rp1.800.
Grafik: Kinerja Saham Emiten Batu Bara Selama Satu Tahun
Sumber: Bareksa.com
Kinerja saham komoditas yang digunakan sebagai bahan bakar itu seiring dengan peningkatan harga batu bara. Dalam satu tahun terakhir harga batu bara telah melonjak 52,4 persen ke level US$ 85,67 per metrik ton, dari sebelumnya hanya US$ 56,23 per metrik ton.
Meskipun jika kita lihat harga batu bara telah anjlok dari level tertingginya di bulan November 2016, tapi sejak Mei 2017 harga batu bara kembali merangkak naik.
Grafik: Pergerakan Harga Batu Bara Global
Sumber: Index Mundi
Analis Oso Securities, Riska Afriani melihat bahwa outlook jangka pendek bagi emiten pertambangan khususnya batu bara masih positif hingga akhir tahun karena pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengubah target produksi batu bara tahun ini dari 413 juta menjadi 477 juta ton.
Selain itu selama semester I ini produksi Cina juga meningkat sebesar 5 persen. Volume produksi meningkat, volume impor juga bertumbuh. Jadi harga batubara di kuartal III 2107 menurut Riska masih berpeluang tumbuh dikarenakan pada kuartal II juga pertumbuhan ekonomi Cina stabil di level 6.9 persen.
Apalagi pada Juli - Agustus diperkirakan akan menjadi puncak konsumsi batu bara. Saat musim panas, pemakaian mesin pendingin meningkat sehingga memerlukan lebih banyak tenaga listrik. Dan jika diperhatikan kebutuhan listrik ini masih banyak dari batu bara.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.