Setelah Menyentuh Level Terendah WSBP Rebound 10 Persen, Bagaimana Valuasinya?

Bareksa • 27 Jul 2017

an image
Pencatatan perdana saham PT Waskita Beton Precast Tbk, Selasa (20/9/2016). Saham WSBP ini dibuka naik Rp590 per saham dengan level tertinggi Rp610 per saham. Adapun Waskita Beton melepas 10,5 miliar saham atau 40 persen kepada publik dengan harga perdana Rp490 per saham. (Issa Almawadi/Bareksa.com)

Meskipun sudah naik 10 persen, harganya masih berada di bawah harga IPO Rp 490

Bareksa.com-  Setelah menyentuh level Rp 430 per saham  pada 20 Juli 2017 atau merupakan level terendah sejak melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), harga saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WTON) mulai rebound 10 persen dalam sepekan menjadi Rp 472 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 26 Juli 2017 kemarin.

Naiknya harga saham WSBP seiring restu dari pemegang saham untuk melaksanakan pembelian kembali (buyback) sebanyak 1,84 miliar saham. Waskita Precast menyiapkan dana sebesar Rp 1 triliun.

Aksi buyback biasa dilakukan oleh emiten untuk menjaga harga saham di pasar yang dianggap tidak sesuai dengan kinerja fundamentalnya. Dalam kasus WSBP, harga sahamnya sudah di bawah level penawaran perdana (initial public offering/IPO).

Berdasarkan pantauan Bareksa, harga saham WSBP memang mencatat penurunan 15 persen sepanjang tahun ini. Saham WSBP ditutup di level Rp 472 pada Rabu kemarin, 26 Juli 2017, dibandingkan dengan Rp 555 pada penutupan perdagangan akhir tahun lalu.

Bahkan, setelah naik 10 persen pun kemarin, harga tesebut tetap berada di bawah harga IPO yang ditetapkan Rp 490. Sebagai informasi saham ini sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di Rp 630 pada 28 Oktober 2016.

Grafik: Pergerakan Harga Saham WSBP Sejak IPO

Sumber: Bareksa.com

Dari sisi kinerja, pendapatan perusahaan melonjak 72,5 persen menjadi Rp 1,2 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 706 miliar. Hal ini terdorong pendapatan dari readymix yang naik 157 persen menjadi Rp 438 miliar dari sebelumnya hanya Rp 170 miliar.

Selain itu, pendapatan dari precast pun naik 20 persen menjadi Rp 641 miliar dari sbeelumnya hanya Rp 535 miliar. Pada kuartal I 2017 ini, WSBP mencatatkan pendapatan dari jasa konstruksi sebanyak Rp 138 miliar, padahal pada periode sebelumnya tidak ada pendapatan tersebut.

Merangkaknya harga saham produsen beton tersebut membuat harga saham berbanding dengan laba bersih (Price to Earnings Ratio/PER) naik. Semakin tinggi nilai PER, maka harga saham emiten tersebut semakin mahal terhadap kinerja labanya, begitupun sebaliknya.

Kemudian, Bareksa membandingkan PER saham ini dengan rata-rata  sektoral. Berdasarkan data Bloomberg, rata-rata sektor industri dasar saat ini berada di level 13,2 kali.

Jika dilihat pada harga sekarang, PER saham WSBP telah menjadi 14,06 kali. Angka tersebut jauh berada di atas PER  rata-rata sektoral, tetapi jika dibandingkan saham sejenisnya seperti PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PER saham WSBP menjadi lebih murah karena WTON memilik PER sebesar 18,5 kali.

Grafik: PER WSBP, WTON dan Rata-rata Sektoral

Sumber: Bloomberg.com