Kontrak Eksplorasi Berakhir, Kerugian ENRG Naik 58,4 Persen. Ini Analisanya
Rugi penurunan nilai dan penghapusan aset menjadi 2 akun dengan kontribusi terbesar terhadap rugi bersih
Rugi penurunan nilai dan penghapusan aset menjadi 2 akun dengan kontribusi terbesar terhadap rugi bersih
Bareksa.com – Saham unit usaha Grup Bakrie yang bergerak di bidang eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) kembali diperdagangkan pada hari ini, 26 Juli 2017. Saham ENRG cukup lama diberhentikan (suspend) status perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) karena belum menyampaikan laporan keuangan Tahun 2016. Dalam laporan keuangannya, ENRG mencatatkan pertumbuhan rugi bersih mencapai 58,4 persen menjadi US$ -346,2 juta hingga 31 Desember 2016.
Berdasarkan analisis Bareksa, kerugian tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan signifikan dalam dua akun, yakni rugi penurunan nilai dan penghapusan aset yang jika dijumlahkan mencapai US$ 373,8 juta atau melebihi jumlah kerugian pemilik entitas induk dalam laporan laba rugi Tahun 2016.
Tabel : Laporan Laba Rugi ENRG 2015 – 2016 (US$)
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Laporan keuangan, diolah Bareksa
Menilik Penyebab Kenaikan Dua Akun Tersebut
1. Rugi Penurunan Nilai
Akun ini mencatat kenaikan 34 persen menjadi US$ 248,6 juta. Hal ini berasal dari penurunan aset eksplorasi di mana manajemen menurunkan nilai aset eksplorasi EPPC Buzi sebesar US$185,6 juta dikarenakan adanya penghentian kontrak pada Tahun 2016. Sementara itu, sisanya sebesar US$ 63 juta berasal dari kerugian penurunan nilai aset minyak dan gas bumi dengan rincian; PSC Kangean sebesar US$58,3 juta, PSC Malacca Strait US$ 3,8 juta, dan TAT Gelam US$484,5 ribu.
2. Penghapusan Aset
Kontribusi terbesar penghapusan aset (write off) disebabkan oleh berakhirnya kontrak aset minyak dan gas bumi PSC ONWJ yang telah berakhir per 18 Januari 2017. Hal ini membuat manajemen menghapuskan aset kepemilikan di PSC ONWJ hingga US$ 85 juta, sehingga aset PSC ONWJ per 31 Desember 2016 senilai US$ 0 dari sebelumnya US$ 193,5 juta pada 1 Januari 2016.
Sekedar informasi, semakin tinggi nilai kedua akun tersebut baik secara nominal maupun pertumbuhan persentase menggambarkan semakin besar beban yang harus ditanggung perusahaan. Kerugian yang disebabkan oleh penyusutan baik itu amortisasi maupun deplesi diakui sebagai kerugian perusahaan di tahun tersebut. Sehingga, jika kedua aspek tersebut membaik ke depannya, maka tidak menutup kemungkinan jika ENRG mampu menekan kerugiannya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.