Perbankan Gencar Biayai Tol dan Pembangkit Listrik, Ini Alasannya

Bareksa • 18 Jul 2017

an image
Presiden RI Joko Widodo (kanan) bersama Menteri BUMN Rini Somarno (tengah) memantau proyek infrastruktur jalan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) di Jakarta Timur.

Sampai akhir 2017, BBNI menargetkan nilai kredit infrastruktur mencapai Rp 111,39 triliun

Bareksa.com - Sejumlah bank gencar menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur, terutama di proyek pembangunan jalan tol dan pembangkit tenaga listrik. Sebab dua jenis proyek ini sedang gencarnya digenjot oleh pemerintah melalui perusahaan milik negara.

Senior Executive Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Alexandra Wiyoso, menyatakan hingga Juni 2017, perseroan sudah merealisasikan pembiayaan proyek infrastruktur dengan skema sindikasi sebesar Rp 15 triliun. "Kontributor utamanya berasal dari jalan tol dan pembangkit tenaga listrik," kata dia di Jakarta, Senin, 17 Juli 2017.

Bank Mandiri terlibat dalam proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik yang dikelola oleh PT PLN (Persero). Proyek tersebut sedianya ditargetkan terealisasi pada semester I 2017, namun baru bisa terealisasi pada Agustus 2017. Dalam proyek ini, PLN juga melakukan sindikasi dengan porsi sekitar 30-40 persen dari total proyek. "Proyek lain adalah proyek pertambangan dan pembangunan light rail transit (LRT)," papar dia.

Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Dikdik Yustandi, menambahkan pihaknya juga terlibat dalam pembiayaan proyek pembangunan jalan tol seperti finalisasi proyek pembangunan jalan tol Pandaan-Malang dan Gempol-Pasuruan. Selain itu, proyek lain yang masih dalam tahap pengembangan adalah Manado-Bitung dan Jakarta Cikampek (elevated). "Ini prioritas untuk jalur pemudik pulang kampung," kata dia.

Tidak berbeda, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga terlibat dalam banyak proyek pembangunan jalan tol dan pembangkit tenaga listrik. Sekretaris Perusahaan BNI, Ryan Kiryanto, mengungkapkan porsi kredit infrastruktur untuk kedua segmen tersebut meningkat pada semester I 2017 dibandingkan semester I 2016. Yakni dari 25 persen menjadi 28 persen untuk jalan tol dan dari 27 persen menjadi 28 persen untuk pembangkit tenaga listrik. Adapun realisasi kredit infrastruktur untuk kedua segmen tersebut masing-masing mencapai Rp 24,14 triliun dan Rp 24,64 triliun.

"Untuk jalan tol, BNI terlibat dalam enam proyek pembangunan jalan tol, yakni jalur Semarang-Solo, Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Surabaya-Mojokerto, Kanci-Pejagan, Pejagan-Malang, serta Bekasi-Cawang-Kampung Melayu," kata dia.

Sampai akhir 2017, BNI menargetkan pertumbuhan kredit infrastruktur menjadi Rp 111,39 triliun. Sektor jalan tol dan pembangkit tenaga listrik akan menjadi sektor yang dominan. Penyaluran kredit ke kedua sektor tersebut diproyeksikan masing-masing Rp 36,31 triliun dan Rp 27,55 triliun pada akhir 2017.

Presiden Direktur PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja, menyatakan kredit infrastruktur BCA banyak disalurkan ke jalan tol dan pembangkit listrik. Adapun secara keseluruhan, pada akhir 2017, kredit infrastruktur diperkirakan bertambah Rp 8 triliun  atau bertumbuh 12 persen year on year (yoy). (K09)