Bareksa.com - Persaingan antara stasiun penyiaran televisi nasional makin ketat, seiring dengan beragamnya jenis tayangan yang ditawarkan termasuk serial drama terbaru serta pertunjukan komedi yang sifatnya menghibur. Sepanjang Juni 2017, Nielsen mengeluarkan data share penonton di jam tayang utama (prime time), salah satu grup konglomerasi stasiun televisi nasional mengalami penurunan pangsa pasar meski yang lain bisa menggaet lebih banyak penonton.
PT Surya Cipta Media Tbk (SCMA) mengalami penurunan pangsa penonton sebesar 450 basis poin atau 4,5 persen (MoM) menjadi 26 persen. Apabila dirinci per anak usaha, SCTV kehilangan 200 basis poin serta Indosiar kehilangan 250 basis poin dari Mei ke Juni 2017.
PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mencatatkan peningkatan pangsa penonton (audience share) tertinggi di televisi selama Juni 2017. Dalam riset Mandiri Sekuritas yang sudah didistribusikan kepada nasabahnya disebutkan bahwa operator televisi milik Grup Bakrie ini mencatatkan peningkatan pangsa penonton 420 basis poin menjadi 20 persen pada Juni. Pada bulan sebelumnya, VIVA hanya mencatatkan pangsa penonton sebanyak 16 persen. Stasiun Televisi ANTV bahkan mencatatkan pangsa penonton tertinggi pada bulan lalu yang meningkat menjadi 480 basis poin.
Sementara itu, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yang dikendalikan taipan Harry Tanoe, mencatat pangsa penonton 41 persen atau meningkat 210 basis poin dari bulan sebelumnya yang hanya 39 persen. Pangsa penonton RCTI dan Global TV meningkat masing-masing 100 basis poin dan 90 basis poin. RCTI masih menguasai daily top 10 network di mana sinetron “Dunia Terbalik” masih menjadi andalan.
Grafik : Audience Sharing Televisi Nasional Setahun Terakhir (%)
Sumber : Nielsen, diolah Bareksa
Dalam riset Mandiri Sekuritas, penurunan pangsa penonton SCMA salah satunya disebabkan oleh berakhirnya kompetisi D’Academy 4 yang telah mencapai babak final pada Mei lalu. Di sisi lain, serial drama ANTV seperti Jodoh Pengantar Jenazah, Kecil-Kecil Jadi Manten & Nadin masih menjadi favorit para pemirsa khususnya Juni lalu. Belum lagi pertunjukan komedi Pesbukers yang juga menopang pangsa penonton di jam-jam awal prime time.
SCMA Tertekan Aksi Jual Asing
Menurut pantauan Bareksa, tak lama setelah riset ini keluar, pergerakan saham SCMA direspons negatif oleh para pelaku pasar. Pada perdagangan kemarin, 5 Juli 2017, saham SCMA ditutup melemah 7,5 persen di level 2.350. Menariknya, dua broker asing menjadi aktor utama dalam penurunan harga saham.
CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) menjadi broker dengan aksi jual terbesar. Tercatat, dari 502 ribu lot yang berpindah tangan, sebanyak 155,7 ribu lot berasal dari broker KZ. Lalu di posisi kedua terdapat Deutsche Sekuritas Indonesia (DB) yang melepas saham SCMA sebanyak 128 ribu lot. Praktis apabila dijumlah dari kedua broker ini saja, telah mewakili transaksi sebesar 56,3 persen perdagangan pada hari kemarin.
Grafik : Pergerakan saham SCMA Sebulan Terakhir
Sumber : Bareksa.com
Hingga berita ini dimuat, Sekretaris Perusahaan SCMA, Gilang Iskandar, belum merespons permintaan konfirmasi dari Bareksa.