Saham Emiten Media Anjlok Sejak 2015, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?
Bahana Sekuritas memberi rating overweight untuk saham-saham media tahun ini
Bahana Sekuritas memberi rating overweight untuk saham-saham media tahun ini
Bareksa.com - Industri media yang sempat terpuruk setahun terakhir, sejalan dengan rendahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada perekonomian, tampaknya akan kembali bangkit. Tahun ini adalah momentum yang sangat menguntungkan bagi industri media karena langsung disambut dengan berbagai event besar di dalam dan luar negeri.
Dalam setahun terakhir, saham-saham emiten media seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Visi Media Asia (VIVA) memang kurang cemerlang karena membukukan imbal hasil negatif, masing-masing turun 10,59 persen, 5,48 persen, dan 7,74 persen. Bahkan, kinerja mereka sangat buruk bila dilihat sepanjang tiga tahun terakhir, dengan return minus 50 persen.
Menurut Bahana Sekuritas, pertumbuhan belanja iklan pada tahun ini bakal berada pada kisaran 13 - 15 persen, melesat cukup tinggi bila dibandingkan dengan belanja iklan tahun lalu yang hanya berada pada kisaran 3 - 5 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Rendahnya belanja iklan tahun lalu karena lemahnya daya beli masyarakat membuat sejumlah perusahaan, terutama perusahaan barang konsumer yang bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG), menahan diri untuk menggunakan belanja iklannya di tengah keriuhan suasana politik pada semester I 2017.
Senior Analis Bahana Sekuritas Henry Wibowo menerangkan paling tidak ada tiga faktor pendukung utama yang membuat korporasi kembali bergairah menggunakan belanja iklannya pada 2018.
Faktor pertama, ada beberapa event spesial yang akan berlangsung sepanjang 2018 seperti perhelatan Piala Dunia (FIFA World Cup) yang berlangsung di Rusia pada Juni 2018, dengan hak siar dipegang oleh Trans grup. Siaran bergengsi tersebut pada empat tahun lalu hak siarnya dipegang oleh Grup VIVA.
Imbal Hasil Saham Emiten Media Tiga Tahun Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Selain itu, pesta olah raga Asian Games pada Agustus akan digelar di Indonesia. Indonesia terakhir menjadi tuan hampir 50 tahun lalu. Hak siar perhelatan Asian Games kali ini dipegang oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Indonesia juga akan merayakan pesta demokrasi melalui pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak.
Faktor kedua, seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat yang secara historis sering terjadi di masa-masa pemilihan umum, ada kenaikan sirkulasi uang di masyarakat.
Di saat yang sama, multiplier effect dari kenaikan harga batu bara akan mendongkrak penjualan barang konsumer sehingga perusahaan FMCG akan kembali menggunakan belanja iklannya. Iklan FMCG menguasai 75 persen dari total belanja iklan di media.
Faktor ketiga, sejumlah perusahaan berbasis teknologi seperti Tokopedia, Traveloka dan Shopee akan semakin gencar melancarkan iklan-iklannya. Sejumlah perusahaan ini bisa memberi sumbangan sekitar 5 persen terhadap belanja iklan.
Semua faktor tersebut mendorong Bahana menaikkan rating saham media dari yang tadinya Netral menjadi Overweight. Label Overweight biasanya menyarankan investor untuk menambah bobot saham tersebut ke dalam portofolio.
Saham SCMA
Bahana memberi rekomendasi beli terhadap saham SCMA sebagai pilihan utama karena market share naik cukup tinggi menjadi 36 persen pada Januari 2018, dibandingkan tahun lalu 24 persen.
Karena itu, Bahana sudah menaikkan target harga saham perusahaan berkode SCMA ini sebanyak dua kali dalam dua bulan terakhir menjadi Rp3.160 per saham dari sebelumnya Rp2.830 per saham.
''Perseroan juga cukup sukses meningkatkan konten bisnisnya melalui anak usaha IEG selama dua tahun terakhir, terutama setelah mengakuisisi Rumah Produksi Sinemart di Desember 2016, dengan menjual konten kepada pihak ketiga di luar grup usahanya sendiri seperti kepada Cinema 21, Netflix, Iflix,'' papar Henry.
Menurut Henry, hal ini akan menjadi kunci sukses perseroan ke depan untuk meningkatkan valuasi karena konten akan tetap jadi poin penting bagi industri media.
Saham VIVA
Pilihan kedua, Bahana merekomendasikan beli saham VIVA dengan target harga Rp620 per saham karena perseroan terbilang sukses mengangkat nama ANTV melalui konten drama India dan sinetron lokal. Kedua konten ini berhasil menyaingi program program tier-1 TV seperti RCTI dan SCTV.
Perusahaan yang berkode saham VIVA ini juga akan melakukan refinancing tahap dua atas utangnya US$250 juta dengan menerbitkan global bonds dengan ekspektasi bunga lebih murah.
Saham MNCN
Pilihan beli saham media juga direkomendasikan atas MNCN atau yang lebih dikenal dengan grup MNC, dengan target harga Rp2.000 per saham.
Sama halnya dengan SCMA, perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini juga sudah mulai aktif menjual kontennya kepada pihak ketiga melalui MNC Pictures.
Perusahaan berkode saham MNCN ini juga berencana melakukan penjualan perdana saham atau initial public offering (IPO) atas MNC Pictures pada tahun ini. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.