MARKET BRIEF:TOTL Kantongi Kontrak Baru Rp1,3T, Kemenhub Atur Tarif Taksi Online

Bareksa • 03 Jul 2017

an image
Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi salah satu gedung apartemen di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Moody's beri rating layak investasi untuk MTN pemerintah

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

Kontraktor swasta, TOTL mengantongi kontrak baru Rp 1,32 triliun sampai pekan ketiga Juni 2017 atau sekitar 33 persen dari target Rp 4 triliun sepanjang tahun.

Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana mengatakan perusahaan mendapatkan tambahan kontrak dari proyek perkantoran di Jakarta, setelah sampai April 2017 lalu perusahaan mendapatkan kontrak Rp 813 miliar. "Ada tambahan 1 proyek gedung office di Jakarta," katanya ketika dihubungi sebelum Lebaran.

Aturan Tarif Taksi Online                

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberlakukan peraturan tentang taksi online yang diatur dalam Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.

Salah satunya aturan yang diatur dalam peraturan tersebut yakni mengenai penetapan tarif batas atas dan batas bawah pada taksi online.

Adapun tarif batas bawah utk wilayah I sebesar Rp 3.500 dan batas atasnya sebesar Rp 6.000 sedangkan untuk wilayah II tarif batas bawahnya sebesar Rp 3.700 dan batas atasnya sebesar Rp 6.500.

MTN Pemerintah Dapat Rating Moody's

Lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 (Investment Grade) untuk surat utang valas jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) pemerintah yang rencananya diterbitkan dalam denominasi Euro (Euro Bond). Jika berjalan sesuai rencana, Euro Bond akan diterbitkan Juli mendatang.

Dalam keterangan resminya, Moody's menyebut bahwa Indonesia layak menerima peringkat tersebut lantaran tingkat utang Indonesia yang relatif rendah.

Di samping itu, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP kian gencar berinvestasi untuk memperbesar bisnisnya. Namun, perusahaan pelat merah itu tidak hanya terfokus pada satu sektor dalam melakukan investasi tetapi terus melakukan diversifikasi sesuai peluang bisnis yang ada.

Tahun ini, PTPP telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 21 triliun untuk ekspansi. Selain terus melakukan investasi di proyek-proyek tol, pembangkit listrik, pracetak dan properti, perusahaan konstruksi ini juga mulai menyasar investasi baru yakni bandara dan oil refinery (kilang minyak).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

BBNI berupaya mencapai target penghimpunan dana murah mencapai 60-65 persen dari total dana pihak ketiga pada tahun ini.

Secara keseluruhan, BBNI menargetkan penghimpunan dana dapat tumbuh hingga di atas Rp460 triliun hingga akhir tahun ini.       

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

ERAA berencana menambah 12 gerai ritel pada tahun ini di Malaysia untuk meningkatkan penjualan.

Jumlah toko di Malaysia sudah ada sebanyak 33 toko. Sepanjang tahun ini, emiten bersandi saham ERAA telah membangun 5 gerai baru di Malaysia. Dari sisi pertumbuhan penjualan di Malaysia, pada kuartal I-2017 telah menembus pertumbuhan hingga 15 persen.

PT Bank BRI Syariah

Laba BRI Syariah menyusut 33,89 persen per April 2017 menjadi Rp45,15 miliar dari Rp68,30 miliar pada April tahun lalu.

Merujuk pada laporan keuangan perseroan per April 2017 tercatat beban operasional perseroan meningkat 11,41 persen menjadi Rp520,45 miliar dari Rp467,12 miliar di bulan April 2016 . Sementara itu, dari sisi cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif juga ikut meningkat 46,82 persen menjadi Rp558,18 miliar di akhir April 2017.