MARKET BRIEF: BUMI Belum Dapat Efektif Rights Issue; Kalbe Bagi Dividen Rp1,03 T

Bareksa • 06 Jun 2017

an image
Kantor Kalbe Farma (company)

Unilever akan investasi US$500 juta; BTN dorong kredit agunan rumah

Bareksa.com – Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi global, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Izin efektif rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue Bumi Resources belum diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Padahal, izin tersebut ditargetkan bisa diperoleh pada pekan lalu.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources mengatakan izin tersebut masih dalam proses. "Kami berharap menerima keputusan OJK tentang tanggal efektif pekan ini, setelah itu, kami dapat mengumumkan jadwal terbaru," ujarnya.

Ia enggan merinci alasan belum diperolehnya izin efektif meski menyebut teknis rights issue Bumi Resources sangat kompleks. Aksi rights issue Bumi Resources berbarengan dengan penerbitan Obligasi Wajib Konversi yang bertujuan menata ulang utang. Kedua aksi korporasi tersebut senilai total Rp35 triliun.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Perusahaan produsen barang konsumsi ini akan menginvestasikan US$500 juta dalam lima tahun mendatang. Hal ini seiring kebutuhan produk konsumsi di Indonesia yang terus meningkat.

Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, mengatakan saat ini perusahaan sedang mengerjakan proyek oleochemical di KEK Sei Mangkei. Meskipun demikian, ia belum bersedia membeberkan rencana investasi selama lima tahun tersebut.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Perusahaan farmasi ini memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp1,03 triliun atau setara 44,8 persen dari laba bersih 2016. Hal itu disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan besaran dividen tersebut setara dengan Rp22 per lembar sahamnya. Pembagian dividen akan dilakukan 30 hari setelah RUPST digelar.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

BTN tengah berambisi mendongkrak lini bisnis kredit agunan rumah. Hingga akhir 2017, BTN menargetkan penyaluran kredit agunan ini mencapai sekitar Rp8,82 triliun.

Handayani, Direktur Consumer Banking BTN mengatakan, kredit agunan rumah (KAR) merupakan equity loan atau fasilitas kredit perumahan non kredit pemilikan rumah (KPR). Tahun ini, bank milik pemerintah tersebut menargetkan kenaikan kredit agunan rumah sebesar 10 persen secara tahunan dari Rp8,06 triliun pada Desember 2016.

Harga Minyak Global

Harga minyak menyentuh level terendah dalam lebih dari tiga pekan saat pasar menyoroti perselisihan diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar, yang dampaknya dianggap tidak akan signifikan terhadap pasokan. Harga kontrak minyak turun 0,6 persen di New York, setelah naik 1,6 persen sebelumnya di sesi yang sama.

West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 26 sen menjadi US$47 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 10 Mei. WTI turun 4,3 persen pekan lalu, penurunan terbesar sejak awal Mei. Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus juga turun 48 sen menjadi US$49,47 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir mengatakan akan memblokir perjalanan dari dan ke Qatar melalui udara, laut dan darat sehingga memperparah krisis yang terjadi akibat perselisihan yang dimulai terkait hubungan dengan Iran. Meski demikian, Qatar masih memiliki akses rute pengiriman minyak dan gas ke pembeli global dan momok meningkatnya jumlah pasokan AS masih menjadi masalah.

Obligasi Pemerintah

Pemerintah berencana menerbitkan obligasi negara dalam mata uang euro pada kuartal III/2017. Rencana tersebut akan disesuaikan dengan realisasi penerimaan negara dari sektor pajak.

Adapun obligasi negara dalam mata uang Jepang atau Samurai Bond berhasil diterbitkan pada Rabu (31 Mei 2017) sebesar JPY100 miliar. Surat utang tersebut terdiri dari seri RIJPY0620, RIJPY0622, RIJPY 0624.