IHSG Tumbuh 8 Persen, Hanya 3 Sektor Ini Tumbuh di atas Indeks
Sektor finansial membukukan pertumbuhan tertinggi yang ditopang oleh saham BBCA
Sektor finansial membukukan pertumbuhan tertinggi yang ditopang oleh saham BBCA
Bareksa.com – Memasuki kuartal II 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 8,2 persen secara year to date atau terhitung sejak 2 Januari hingga 6 Juni 2017. Capaian ini terbilang sangat baik mengingat laju IHSG di 2016 tumbuh berkisar 17 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan IHSG secara year to date di tahun ini telah mencapai 52 persen dari capaian pertumbuhan tahun lalu.
Menariknya, tidak semua sektor bertumbuh secara merata di level 8 persen atau minimal sama dengan pertumbuhan indeks. Menurut pantauan Bareksa, dari 9 sektor yang ada di Indonesia, hanya ada 3 sektor yang performanya tumbuh diatas benchmark.
Grafik : Perbandingan Indeks Year to Date
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Bareksa.com
Mengacu pada grafik tersebut, terlihat hanya sektor finance (keuangan), aneka industri, dan consumer (konsumsi) yang mampu tumbuh diatas benchmark dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,12 persen, 9,67 persen, dan 8,61 persen.
Di sisi lain, apabila kita melihat performa sektor tambang yang selama ini diminati oleh investor akibat fluktuasi pertumbuhan sektoralnya sejak awal tahun justru hanya tumbuh 0,19 persen. Sehingga dapat dikatakan, bahwa sektor finance mampu menjadi penopang laju IHSG sejak awal tahun ini hingga periode kuartal II berjalan.
Performa Bank Berkapitalisasi Besar Kian Membaik
Hingga bulan April 2017, tercatat beberapa bank besar seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan performa yang kian membaik baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya yang tergambarkan dalam rasio margin laba bersih (net profit margin).
Grafik : Perbandingan Net Profit Margin per April
Sumber : Laporan keuangan bulanan, diolah Bareksa
Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih terhadap pendapatan, dalam hal ini pendapatan bunga. Semakin tinggi rasio ini menandakan semakin baik performa perusahaan khususnya dalam menekan biaya-biaya sehingga menghasilkan output kinerja laporan keuangan yang lebih efisien.
Mengacu pada grafik tersebut, meski performa BBNI dan BBRI cenderung sideways, lain halnya dengan dua bank lainnya yakni BMRI dan BBCA di mana mampu meningkatkan rasio margin laba bersihnya. Hal ini merupakan salah satu indikasi yang juga direspons positif oleh para pelaku pasar di kuartal II ini. Selain itu, kapitalisasi BBCA yang paling tinggi di sektornya juga memberikan dampak terhadap pertumbuhan pergerakan sektor finance serta IHSG. Maklum, sejak awal tahun harga saham BBCA telah menguat 13,22 persen ke level Rp 17.550 hingga 6 Juni 2017.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.