Sandiaga Akan Jual Saham Bir, Pemprov DKI Bisa Dapat Berapa Rupiah?

Bareksa • 25 Apr 2017

an image
Sandiaga Uno, pengusaha sekaligus bakal calon gubernur DKI, Antara Foto

Delta Djakarta konsisten membukukan kinerja baik dan membayar dividen yang cukup tinggi bagi pemegang saham

Bareksa.com - Sandiaga S. Uno, pengusaha yang juga wakil gubernur terpilih DKI Jakarta berdasarkan quick count, akan membuat gebrakan terkait dengan kepemilikan usaha Pemerintah Provinsi. Meskipun baru akan dilantik Oktober nanti -- dan penghitungan suara pemilihan kepala daerah resmi baru dirilis awal bulan depan -- pemerintahan Ibukota periode 2017-2022 yang dikepalai Anies Baswedan ini berencana menjual saham perusahaan bir PT Delta Djakarta Tbk (DLTA).

Rencana itu, kata Sandiaga, sesuai dengan janji saat masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Sandiaga mengatakan, aneh rasanya Pemprov DKI memiliki saham yang tidak berkepentingan langsung dengan kebutuhan warga Jakarta.

"Tidak esensial sebuah pemerintah provinsi memiliki saham di perusahaan yang tidak memiliki kepentingan terhadap hajat hidup orang banyak," ujar Sandiaga dikutip sejumlah media nasional.

Padahal, berdasarkan data yang ditelusuri Bareksa, Delta adalah badan usaha milik daerah (BUMD) yang sehat dan kontribusinya ke pendapatan Jakarta cukup signifikan. Dilihat dari laporan keuangan per akhir tahun 2016, Delta mencatat kenaikan laba 33,2 persen menjadi Rp258 miliar, dibandingkan periode sama 2015 hanya sebesar Rp191 miliar.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan penjualan bersih yang berhasil didongkrak 10,8 persen menjadi Rp775 miliar dari sebelumnya Rp699 miliar. Secara lebih rinci, penjualan domestik yang naik hingga 7,7 persen atau mencapai Rp1,76 triliun menjadi pendorong tingginya pendapatan (kotor) perusahaan.

Selain itu laju penjualan bersih juga naik ditopang turunnya cukai bir dan pajak penjualan, yang totalnya mencapai 53,25 persen dari penjualan kotor. Porsi ini turun jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 55,5 persen. Per akhir tahun 2016, Delta membayar cukai bir dan pajak penjualan sebesar Rp883,6 miliar.

Grafik: Penjualan Bersih (Rp Miliar) dan Pertumbuhan DLTA 2012- 2016

Sumber: Bareksa.com

Pelu diketahui juga bahwa hingga akhir tahun 2016, Delta tak memiliki utang jangka panjang, baik dalam bentuk pinjaman ke bank maupun melalui penerbitan obligasi. Jadi, perusahaan bir ini punya postur keuangan yang sangat sehat.

Hal menarik lain menyangkut besaran dividen yang selalu dibagikan produsen minuman beralkohol bermerek Anker Beer ini bagi para pemegang sahamnya. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, untuk laba tahun 2015 mencapai Rp190 miliar, Delta membagikan dividen Rp156 miliar atau sekitar 82 persen dari laba. Secara konsisten, perusahaan ini memberikan pembayaran dividen dengan rasio yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan profitabilitas Delta yang tinggi serta belum adanya rencana ekspansi berskala besar yang membutuhkan biaya yang tinggi.

Untuk tahun 2016, produsen minuman ini membagikan dividen sebesar Rp96 miliar, atau setara 38 persen dari total laba bersih perseroan.

Grafik: Pergerakan Dividen dan Rasio Pembayaran Dividen DLTA

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan

Berdasarkan laporan registrasi efek per 2016, sebanyak 58,33 persen saham Delta Djakarta dikendalikan oleh San Miguel Malaysia Pte.Ltd. Sementara itu, sebanyak 23,34 persen saham DLTA dipegang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dengan komposisi kepemilikan seperti itu, artinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima dividen sekitar Rp32,35 miliar untuk laba yang dicatatkan pada tahun penuh 2016.

Sebagai informasi, Delta Djakarta beroperasi sejak 1932 dan didirikan oleh perusahaan Jerman “Achipel Brouwerij NV” yang kemudian dibeli entitas Belanda. Pada tahun 1964, saham perusahaan bir ini diserahkan ke Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan pada tahun 1970 resmi menggunakan nama PT Delta Djakarta.

Pada tahun 1984, perusahaan melangsungkan penjualan saham perdana di bursa guna membiayai ekspansi. Kemudian pada 1990-an -- era di mana investor asing mulai banyak berdatangan ke Indonesia – San Miguel, perusahaan bir asal Filipina, masuk ke Delta.

Per 25 April 2017, kapitalisasi pasar Delta mencapai Rp4,06 triliun dengan harga per saham Rp5.050. Kapitalisasi pasar menunjukkan nilai perusahaan dengan harga pasar di Bursa Efek Indonesia saat ini. Artinya, jika Pemprov DKI Jakarta ingin menjual seluruh sahamnya di Delta, maka diperoleh dana sedikitnya Rp948 miliar. (hm)