Bank Harda Jadi Target Akuisisi? Ini Kata BCA

Bareksa • 25 Apr 2017

an image
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kedua kiri) memberikan salam sebelum memaparkan kinerja keuangan Triwulan I tahun 2017 di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

"Akuisisi bank perlu hati-hati"

Bareksa.com – Rencana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk mengakuisisi bank kembali menyeruak. Kali ini, incaran akuisisi bank berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia itu pun mengerucut. Satu nama yang muncul di pasar adalah PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI).

Kabar tersebut sontak saja mendapat respon dari kalangan investor. Saham BBHI melejit, terutama sejak 20 April 2017. Saat itu, saham BBHI ditutup menguat 13,04 persen dari posisi Rp92 menjadi Rp104.

Satu hari berselang, saham BBHI kembali menguat. Kenaikannya sampai 34,62 persen menjadi Rp140. Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (Senin, 25 April 2017), saham BBHI pun masih menguat. Posisinya ada pada Rp179 atau telah mengalami kenaikan 27,86 persen, bahkan sempat menyentuh level Rp187 per saham.

Grafik: Pergerakkan Saham BBHI Periode 30 Desember 2016 – 20 April 2017

Sumber: Bareksa.com

Namun, kabar hanyalah kabar. Hingga saat ini, manajemen BCA pun belum mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut.

Kepada Bareksa, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra tidak membantah ataupun mengiyakan kabar akuisisi Bank Harda. “Kami masih mengkaji mana bank yang cocok dengan rencana strategis sampai saat ini ya,” kata Jan, Senin, 25 April 2017.

Jan juga tidak bisa memastikan apakah rencana tersebut bakal terealisasi tahun ini. Dia hanya bilang, selama ada yang cocok, prosesnya bisa cepat.

Begitu pula dengan jumlah bank yang akan diakuisisi. “Belum diputuskan, karena kajian on paper dulu. Akuisisi bank perlu hati-hati ya,” imbuh dia.

Yang jelas, Jan menyampaikan, BCA tetap mengarah ke bank kecil. Namun dia bilang, belum ada bank yang spesifik menjadi incaran. “Jadi, belum ada nama (bank) yang kami pertimbangkan,” terang Jan.

Sebagai informasi, total aset Bank Harda per akhir 2016 sebesar Rp2,06 triliun dengan modal inti (tier 1) sebesar Rp338 miliar. Bank ini masuk ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 karena memiliki modal inti kurang dari Rp1 triliun. (hm)