Banyak Syarat Harus Dipenuhi, Apakah Charoen Pokphand Jadi Ambil 7-Eleven?
Tenggat waktu sesuai CSPA akan berakhir pada 30 Juni 2017
Tenggat waktu sesuai CSPA akan berakhir pada 30 Juni 2017
Bareksa.com – PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menegaskan hanya akan mengambil alih bisnis operasional 7-Eleven dari PT Modern Sevel Indonesia (MSI). Artinya, transaksi yang akan melibatkan dana hingga Rp1 triliun tersebut bukan untuk mencaplok MSI dari PT Modern Internasional Tbk (MDRN).
Meski begitu, Presiden Direktur Charoen Pokphand Tjiu Thomas Effendy mengatakan, baik perseroan maupun MSI harus memenuhi beberapa persyaratan untuk merealisasikan transaksi tersebut. “Selama syarat belum terpenuhi, maka transaksi belum efektif,” ucap Thomas, Selasa, 23 Mei 2017.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah penandatanganan master franchise agreement dengan pemilik waralaba 7-Eleven yakni 7-Eleven Inc. Syarat itu pun akan lengkap jika MSI melakukan pemutusan hak waralaba gerai convenience store tersebut.
Modern Internasional sebagai induk MSI pun harus mendapatkan beberapa syarat seperti persetujuan pemegang saham, persetujuan dari instansi pemerintah, persetujuan kreditur, dan persetujuan dari 7-Eleven Inc selaku pemberi waralaba. (Baca juga: Pelepasan 7-Eleven Belum Kelar, Transaksi Saham MDRN Kembali Ramai)
“Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) akan berakhir pada 30 Juni 2017. Masih ada waktu, tapi semua bisa terjadi,” imbuh Thomas.
Dengan belum efektifnya transaksi ini, Thomas belum bisa menyampaikan rencana strategi Charoen setelah mendapat hak waralaba 7-Eleven. Yang jelas, jika berhasil merealisasikan rencana itu, 7-Eleven akan menjadi bagian upaya perseroan untuk mendekatkan produk-produknya ke masyarakat.
Sampai saat ini, selain menjual produk di berbagai toko ritel, perseroan juga punya jalur distribusi bernama Prima Freshmart. Thomas bilang, gerai Prima Freshmart perseroan berjumlah 200 unit dan terfokus di wilayah Jabodetabek.
Mendorong Kinerja
Dalam dua tahun terakhir, Charoen Pokphand memang rutin melakukan akuisisi kemitraan untuk mendorong kinerjanya. Misalnya saja pada 2015. Saat itu, perseroan mengakuisisi PT Prospek Karyatama dan entitas anaknya.
Keberadaan Prospek Karyatama ini pun mendorong penjualan bersih ayam pedaging perseroan naik ratusan kali lipat dari Rp35,5 miliar pada 2015 menjadi Rp6 triliun pada 2016. Akibat dorongan ini, pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun lalu naik 27,86 persen menjadi Rp38,26 triliun dari Rp29,92 triliun.
Tahun ini, kata Thomas, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan naik 25 persen. “Ini target tinggi. Karena pada 2016, kami melakukan akuisisi perusahaan kemitraan juga,” kata Thomas.
Hingga kuarta I 2017, Charoen Pokphand mencatat penjualan Rp12,01 triliun atau naik 29,96 persen dari Rp9,24 triliun pada periode sama tahun lalu. Meski penjualan naik, laba perseroan turun 18,3 persen dari Rp765 miliar menjadi Rp625 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.