Bareksa.com - Emiten penyedia menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada hari ini Jumat 21 April 2017 mengumumkan telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II. Total penerbitan Obligasi TBIG II Tahap II sebesar Rp700 miliar pada tingkat kupon tetap 8,75 persen untuk tenor 3 tahun dan kupon yang dibayarkan setiap kuartal.
Penerbitan tahap kedua ini termasuk dalam Penawaran Umum Berkelanjutan senilai total Rp5 triliun. Adapun perseroan telah melaksanakan penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap I senilai Rp230 miliar. Obligasi ini akan dicatatkan pada 25 April 2017 dan akan jatuh tempo pada 21 April 2020.
Obligasi TBIG II Tahap II adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG. Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari Entitas Anak Perseroan, khususnya Fasilitas B dari Credit Facilities yang ada.
Obligasi TBIG II Tahap II telah memperoleh peringkat AA- dari Fitch Indonesia. Obligasi TBIG II Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 April 2017.
Per 31 Desember 2016, total pinjaman Perseroan, di mana pinjaman dalam Dollar Amerika yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp17,11 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,45 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp365 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp16,74 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9,09 triliun.
Rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan keempat yang disetahunkan adalah 5,1 kali, sehingga perseroan masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant untuk tidak lebih dari 6,25 kali yang disyaratkan oleh surat utang yang telah ada.
"Penawaran awal untuk obligasi ini adalah Rp500 miliar namun mengingat permintaan lokal yang kuat, kami berhasil meningkatkannya menjadi Rp700 miliar. Kami berharap bisa terus mengakses pasar obligasi Rupiah secara reguler," komentar Helmy Yusman Santoso, CFO dari TBIG.
“Tahun ini, kami kembali menunjukkan kemampuan kami untuk mengakses pasar pinjaman bank dan obligasi. Kami mengeksekusi fasilitas pinjaman bank sebesar US$500 juta bulan lalu dan kini telah mengakses pasar obligasi Rupiah. Kami senang dengan minat dan dukungan yang berkesinambungan dari kreditur kami," tambah Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.