Bareksa.com - Pembangunan infrastruktur yang tengah digaungkan dan didorong oleh Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendapat dukungan dari bank-bank milik negara. Empat bank pelat merah, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp186,1 triliun sampai dengan akhir tahun lalu.
Dari keempat bank tersebut, kredit infrastruktur Bank Mandiri mencapai Rp80,5 triliun, atau 13 persen dari total kredit perseroan. BNI malah lebih getol lagi menyalurkan kredit infrastruktur, dengan proporsi 18 persen dari outstanding kreditnya, atau sebesar Rp69,3 triliun.
"Proyek infrastruktur masih menjanjikan dengan efek berantainya yang positif, antara lain dalam meningkatkan lapangan kerja baru,” tutur Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, Rabu (12 April 2017).
Sementara itu porsi kredit infrastruktur BRI baru sebesar Rp29,7 triliun atau 5 persen dari total kredit. Lalu BTN kucuran kredit infrastrukturnya sebesar Rp6,6 triliun atau mengambil porsi 4 persen dari keseluruhan kredit perseroan. Kedua bank ini memang memiliki fokus bisnis yang sedikit unik dibandingkan dengan Bank Mandiri dan BNI. BRI fokus menyasar segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sedangkan BTN fokus mendukung pembiayaan sektor perumahaan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton Gunawan berpendapat, pembangunan infrastruktur di Bumi Pertiwi saat ini lebih banyak menyasar pada pembangkit tenaga listrik, transportasi laut serta jalan raya.
"Kami proyeksikan saat ini kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional lewat lembaga jasa keuangan dari tahun 2015 hingga 2019 mencapai Rp450 triliun. Dengan hitungan satu tahun sekitar Rp90 triliun," ucapnya saat menghadiri Indonesia-Korea Financial Cooperation Forum di Jakarta, Rabu (12 April 2017).
Bank-bank milik pemerintah ini memang sangat diandalkan mendukung berjalannya pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Kapasitas empat bank tersebut sangat mumpuni di industri perbankan Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan yang diolah kembali, secara bank only, dilihat dari total aset BRI bahkan ada di urutan pertama perbankan, yakni sebesar Rp964 triliun. Bank Mandiri ada di posisi kedua dengan aset Rp918,18 triliun. BNI dan BTN tidak kalah top ada di posisi keempat dan keenam, dengan masing-masing memiliki total aset Rp564,84 triliun dan Rp214,17 triliun.
Dilihat dari kekuatan permodalan, BRI, Bank Mandiri dan BNI mentereng sebagai bank-bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 dengan modal inti di atas Rp50 triliun. Modal inti BRI dan Bank Mandiri bahkan sudah tembus Rp130 triliun per akhir tahun 2016. Sementara BNI memiliki tabungan modal inti nyaris Rp80 triliun, dan BTN sekitar Rp16,5 triliun. Ini tentu sangat diperlukan untuk menyerap berbagai risiko kala menjalankan bisnis bank, terutama terkait dengan risiko kredit. (K15)