Bareksa.com – Penambahan jumlah emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI), mulai terlihat. Salah satu emiten, yakni PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk telah menggelar due dilligence & public expose terkait rencananya melepas saham ke publik (initial public offering/IPO).
Induk usaha Andalan Finance Indonesia ini akan melepas 150 juta saham baru atau setara dengan 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan kisaran harga perdana Rp1.750 hingga Rp2.300 per saham, Bintraco Dharma akan meraup dana sekitar Rp262,5 miliar sampai Rp345 miliar.
Untuk mencapai target yang diinginkan dari, perseroan pun telah menyiapkan sekenario untuk menarik minat para calon investor. Salah satunya terkait kebijakan dividen.
Direktur Utama Bintraco Dharma, Sebastianus Harno Budi, menyampaikan pihaknya cukup rajin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Misalnya saja pada 2014 dengan catatan laba Rp160,1 miliar, perseroan memberi dividen pay out ratio sebesar 13 persen. Dividen pay out ratio membandingkan besaran dividen yang dibagikan kepada investor terhadap laba yang diperoleh.
Lalu, pada 2015 dengan laba Rp132,8 miliar, perseroan meningkatkan dividen pay out ratio sebesar 20 persen. “Tahun 2016 juga kami bagikan dividen dengan pay out ratio 23 persen. Dan untuk tahun ini, kami cap dividen pay out maksimal 50 persen,” terang Sebastianus, Selasa, 1 Maret 2017.
Sasaran calon investor pun tidak hanya dari dalam negeri. Sebastianus bilang, melalui dua penjamin emisi yakni Ciptadana Securities dan CIMB Securities, saham Bintraco Dharma akan ditawarkan hingga ke luar negeri.
Sementara, dari sisi penggunaan dana, sekitar 33 persen hasil IPO akan digunakan untuk kebutuhan anggaran belanja modal (capex), 33 persen lainnya untuk ekspansi bisnis, dan sisanya untuk modal kerja.
Kinerja Keuangan
Untuk melengkapi penawaran saham ini, Bintraco Dharma yakin bisa menumbuhkan pendapatan dan laba bersih tahun 2017 hingga 20 persen. Namun perseroan belum bisa menyampaikan kinerja keuangannya hingga akhir 2016.
Yang jelas, hingga September 2016, Bintraco Dharma mencatat laba bersih Rp188,3 miliar atau naik 72,59 persen dari periode sama 2015 sebesar Rp109,1 miliar.
Grafik: Catatan Laba Bintraco Dharma Periode 2011 – September 2016
Sumber: Prospektus perseroan
* per 30 September 2016
Catatan laba itu merupakan hasil dari pendapatan Rp4,98 triliun atau naik 23,57 persen dari Rp4,03 triliun pada periode September 2015. “Sebagian besar atau 86,3 persen pendapatan kami berasal dari kegiatan otomotif dan sisanya dari kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor,” imbuh Sebastianus.
Di sisi lain, total aset Bintraco Dharma pada September 2016 mencapai Rp6,3 triliun dengan ekuitas Rp1,46 triliun. (hm)